BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Arif Satria menyatakan pendapatnya mengenai sistem politik Indonesia yang harus dievaluasi total, agar cita-cita membangun peradaban bangsa, dapat terealisasikan.
“Menurut saya, setelah melihat secara menyeluruh berjalannya sistem politik kita, terlihat makin tidak inklusif dan harus ada evaluasi total untuk memperbaikinya,” kata Arif dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (7/7/2024).
Berdasarkan pengamatannya, Rektor IPB itu, mengatakan pelaksanaan demokrasi di Indonesia menjadi semakin mahal. Akibatnya, praktik politik menjadi kurang inklusif.
Menurutnya, sekarang sistem politik Indonesia cenderung menguntungkan pihak-pihak yang memiliki uang, karena biaya demokrasi yang terus meningkat.
Selain itu, praktik politik yang bersifat transaksional semakin jauh dari esensi politik yang berlandaskan nilai-nilai luhur.
“Bahkan pemilihan legislatif menjadi ajang jor-joran politik uang,” ungkap Arif.
Melihat kondisi tersebut, Arif mengkhawatirkan terjadinya pergeseran budaya politik menuju materialisme, yang hanya menguntungkan politisi dengan dukungan modal finansial besar.
Arif mengungkapkan, situasi ini jelas bertentangan dengan cita-cita membangun peradaban bangsa. Menurutnya, politik seharusnya menjadi sarana untuk membangun peradaban, bukan hanya ajang perebutan kekuasaan tanpa gagasan.
BACA JUGA: Seruan Padjajaran Sikapi Kondisi Politik dan Demokrasi Indonesia saat Ini
ICMI pun menyarankan, tegas dia, solusi untuk mengatasi situasi tersebut adalah dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem politik Indonesia, sehingga bangsa Indonesia dapat kembali kepada cita-cita yang diwariskan oleh para pendiri Republik Indonesia.
“Politik adalah institusi untuk memperjuangkan terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia,” katanya.
(Virdiya/Aak)