Kenapa Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Medsos?

Penulis: Anisa

All Eyes on Papua
(X: @concomf)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Setelah beredar poster all eyes on Rafah, kini ramai di media sosial poster “All Eyes on Papua”. Hingga Minggu (2/6/2024) siang, ada 85,5 ribu pengguna di Instagram yang telah membagikan poster dengan tagar “All Eyes on Papua”. Lalu apa yang terjadi di Papua?

Dalam poster yang beredar tersebut terlihat puluhan masyarakat yang tidak mengenakan baju berdiri di lahan tanah kering dekat danau.

Ternyata tagar “All Eyes on Papua” muncul sampai menjadi sorotan sebagai bentuk dukungan kepada warga adat Papua yang protes terhadap perusahaan yang mengalihfungsikan hutan menjadi perkebunan sawit.

Tagar “All Eyes on Papua” adalah salah satu upaya yang dilakukan masyarakat untuk bersuara dan mendesak pemerintah agar mengembalikan hak-hak masyarakat adat yang dirampas.

Asal-usul Tagar

Sebelumnya, proyek tanah merah yang dioperasikan oleh tujuh perusahaan mengubah hutan adat Awyu dan Moi di Papua menjadi perkebunan sawit terbesar di Indonesia.

Salah satu perusahaan yang memiliki proyek tersebut PT Indo Asiana Lestari (IAL) yang mengantongi lahan seluas 36.094 hektar, kabarnya telah mendapat izin lingkungan hidup dari pemprov setempat. Karena hal itu, masyarakat adat suku Awyu merasa kehilangan tempat tinggal, sumber penghidupan hingga warisan budaya mereka.

Sebelumnya, Suku Awyu kalah saat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Bahkan Suku Moi juga sedang melakukan perlawanan terhadap PT SAS yang menggunduli 18.160 hektare hutan adat untuk perkebunan sawit.

Setelah gugatan ditolak pengadilan, Suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi di Sorong menggelar aksi damai di depan Gedung MA, pada Senin (27/5/2024). Mereka mengenakan baju khas suku masing-masing sambil menggelar ritual adat dan memanjatkan doa.

Suku Awyu dan Moi rela menempuh rute yang berbahaya dan memakan biaya yang tinggi untuk ke Jakarta. Mereka meminta supaya MA menjatuhkan putusan dan membatalkan izin perusahaan sawit yang sedang mereka lawan.

BACA JUGA: Ternyata Ini Sosok Pencetus Tagar All Eyes on Rafah

Tidak hanya menggugat PT IAL, suku Awyu dan Moi juga mengajukan kasasi PT KCP dan PT MJR. Langkah hukum serta protes yang dilakukan Suku Awyu dan Moi dilakukan agar MA mencabut izin lingkungan yang PT IAL berikan.

Selain menghilangkan hutan alam, proyek perkebunan sawit tersebut juga dapat menghasilkan emisi CO2 yang berpotensi merusak lingkungan global.

 

(Kaje/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Kapolsek Kualuh Hulu AKP Nelson Silalahi menyampaikan peristiwa kebakaran kantor Bawaslu Labura ini diduga karena arus pendek.
Kebakaran Hanguskan Kantor Bawaslu Labuhanbatu Utara
Fanny Kondoh
Fanny Kondoh Lahirkan Anak Pertama dengan Cara Gentle Birth
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam-1
TNI Kerahkan Pasukan Katak Untuk Selamatkan Korban KMP Tunu Pratama Jaya 
Meta-Hires-Billionaire-Alexandr-Wang
Alexandr Wang Resmi Pimpin Superintelligence Labs Meta
islam-makhachev-russia-seen-stage-905815007
Topuria Siap Naik Kelas, Incar Duel Lawan Islam Makhachev
Berita Lainnya

1

Operasi Gabungan Penertiban Knalpot Tidak Sesuai Spesifikasi Teknis (Brong)

2

Cara Menghitung Skor Nilai Tes Terstandar SPMB Jabar 2025

3

Kenakalan Remaja: Penyebab, Dampak dan Solusi

4

Generasi Cemas: Insecure, Validasi Sosial, dan Krisis Percaya Diri pada Remaja

5

Peterpan Comeback, tapi di Mana Ariel dan Uki?
Headline
Chelsea
Link Live Streaming Palmeiras vs Chelsea Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Wali Kota Bandung Siapkan Insentif Rp1 Miliar untuk RW, RW Aktif Dapat Bonus Tambahan
Wali Kota Bandung Siapkan Insentif Rp 1 Miliar, RW Aktif Dapat Bonus Tambahan
BMKG Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG Imbau Transportasi Darat, Laut dan Udara Waspada Cuaca Ekstrem
Diogo Jota
Kronologi Diogo Jota Tewas: Mobil Keluar Jalur dan Terbakar

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.