BANDUNG,TM.ID: Isu baterai nikel dan Lithium-Ferro-Phosphate (LFP) tengah berhembus kencang, usai menjadi bahasan dalam Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 dan 1, Gibran Rakabuming Raka beserta Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Isu tersebut ikut ditanggapi oleh mantan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. Ia menyebut, keunggulan dari salah satu jenis baterai.
Menurut Lutfi, baterai nikel lebih berdentitas tinggi. Nikel dengan karakter seperti itu, dapat lebih baik sebagai energi mobil listrik.
BACA JUGA: Kelebihan dan Kekurangan Baterai Nikel dan LFP, Ketahui Dulu!
“Nikel itu lebih energi dense. Bisa muat lebih banyak energi, lebih kecil, dan lebih ringan juga jadi mobil Tesla-nya bisa pergi lebih jauh sekali charge,” kata Lutfi dalam unggahan video akun Tiktok pribadinya.
Sehingga, kata Lutfi, penggunaan baterai nikel masih lebih besar daripada dengan LFP. Menurut data Badan Energi Internasional (IEA) mencatatkan, nikel menjadi pangsa pasar sebesar 60 persen, ketimbang dengan LFP hanya menyentuh angka sebanyak 27 persen pada tahun 2022.
Kekurangan dari baterai LFP, menurunnya keoptimalan hingga 60 persen akibat musim dingin. Lutfi menyebut, bahkan LFP dapat mati saat suhu menunjukkan minus 10 derajat.
“Juga kinerja baterai LFP bisa menurun hingga 60% di cuaca dingin. Baterai LFP bisa mati di suhu di bawah minus 10 derajat bahkan,” jelasnya.
(Saepul/Usk)