BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sudden cardiac atau henti jantung mendadak merupakan kondisi serius di mana jantung tiba-tiba berhenti sejenak. Hal demikian seperti yang dialami oleh aktor korea Park Min Jae.
Henti jantung mengakibatkan aliran darah ke seluruh tubuh terhenti, menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas. Jika tidak segera mendapat penangana, kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.
Henti jantung mendadak bisa jadi karena gangguan listrik pada jantung yang mengganggu kemampuannya memompa darah. Penting untuk membedakan henti jantung mendadak dari serangan jantung.
Serangan jantung terjadi karena penyumbatan pembuluh darah, sedangkan pemicu henti jantung mendadak sering kali oleh ventrikel fibrilasi, yaitu gangguan irama jantung yang membuat bilik jantung hanya bergetar tanpa memompa darah.
Faktor Penyebab dan Risiko Henti Jantung Mendadak
Ventrikel fibrilasi adalah penyebab utama henti jantung mendadak. Kondisi ini, meskipun berbeda dari serangan jantung, kondisi ini juga bisa karena serangan jantung itu sendiri. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami henti jantung mendadak meliputi:
1. Faktor Penyakit Jantung
- Riwayat penyakit jantung koroner.
- Gangguan otot jantung (kardiomiopati).
- Kelainan katup jantung.
- Penyakit jantung bawaan, seperti Tetralogy of Fallot.
- Riwayat keluarga dengan henti jantung mendadak.
- Sindrom Marfan atau kelainan lainnya seperti Torsade de Pointes.
2. Faktor Gaya Hidup dan Kesehatan
- Kebiasaan merokok.
- Kurang olahraga.
- Obesitas.
- Diabetes.
- Sleep apnea.
- Hipertensi.
- Kolesterol tinggi.
- Penyalahgunaan narkotika.
Gejala Henti Jantung Mendadak
Henti jantung mendadak sering terjadi tanpa peringatan. Gejala utamanya adalah pingsan secara tiba-tiba. Namun, beberapa tanda awal mungkin muncul, seperti:
- Nyeri dada.
- Pusing.
- Sesak napas.
- Jantung berdebar kencang.
- Tubuh terasa lemas.
Prosedur Diagnosis
Dokter akan memeriksa denyut jantung pasien dan menggunakan monitor untuk menganalisis irama jantung. Jika kondisi sudah stabil, akan ada pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebabnya, seperti:
- Tes darah untuk mengecek kadar elektrolit dan mendeteksi cedera jantung.
- Rontgen dada untuk memeriksa ukuran dan struktur jantung.
- Ekokardiografi untuk melihat kerusakan jantung.
- Kateterisasi jantung guna mendeteksi penyumbatan pembuluh darah.
Penanganan Henti Jantung Mendadak
Penanganan henti jantung mendadak terbagi menjadi dua tahap utama: darurat dan jangka panjang.
1. Penanganan Darurat
Langkah pertama adalah memeriksa pernapasan dan denyut nadi. Jika jantung tidak berdetak, tim medis akan melakukan CPR (resusitasi jantung paru) dan memberikan kejutan listrik menggunakan defibrillator. Setelah stabil, pasien dirawat di ICU dengan bantuan alat napas.
2. Pengobatan Jangka Panjang
- Obat-obatan: Dokter meresepkan obat antiaritmia untuk mengatasi gangguan irama jantung.
- Implan alat kejut jantung (ICD): Alat ini mendeteksi dan menormalkan irama jantung.
- Angioplasti: Membuka penyumbatan pada pembuluh darah dan memasang ring jantung jika diperlukan.
- Ablasi jantung: Memblokir jalur listrik abnormal yang menyebabkan aritmia.
- Operasi bypass jantung: Membuat pembuluh darah baru sebagai pengganti yang tersumbat.
- Operasi perbaikan jantung: Memperbaiki kelainan bawaan atau katup jantung yang rusak.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Pasien yang selamat dari henti jantung mendadak tetap berisiko mengalami komplikasi seperti:
- Kerusakan saraf.
- Gangguan gerakan.
- Sulit berbicara dan berkonsentrasi.
- PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
Pencegahan Henti Jantung Mendadak
Pemeriksaan rutin, terutama skrining jantung, adalah langkah penting dalam pencegahan. Beberapa langkah lain yang dapat diambil meliputi:
- Berhenti merokok.
- Menjaga berat badan ideal.
- Mengonsumsi makanan sehat untuk jantung.
- Rajin berolahraga.
- Mengelola stres dengan baik.
BACA JUGA: Cek Fakta: Penyakit Jantung Bisa Dideteksi Melalui Jari Kelingking?
Mengatahui berbagai gejala hingga faktor henti jantung mendadak, seperti yang dialami oleh aktor Park Min Jae hingga meninggal, akan memberikan kehati-hatian dan kewaspadaan dengan intensitas yang lebih tinggi.
(Virdiya/Budis)