GARUT, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Kehutanan (Menhut) RI, Raja Juli Antoni mengunjungi Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk meninjau langsung kawasan hutan yang ditanami pohon aren sebagai bahan dasar produksi bioetanol.
Kunjungan ini merupakan bagian dari persiapan mendukung produksi bioetanol dalam program swasembada energi terbarukan nasional.
“Ini energi yang sangat baik, energi terbarukan. Kita punya banyak lahan yang bisa dikelola untuk aren dengan baik,” ujar Raja Juli dalam diskusi bersama Kelompok Tani Hutan Jaya Waringin di Kampung Caringin, Desa Parakan, Sabtu (10/5/2025).
Kabupaten Garut dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan pohon aren, yang tidak hanya dimanfaatkan untuk gula tetapi juga sebagai sumber bioetanol.
Program penanaman 300 ribu hektare aren pada 2025 merupakan instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto, dengan target jangka panjang mencapai 1,2 juta hektare.
“Pak Prabowo sudah memerintahkan tahun ini menanam 300 ribu hektare,” tegas Raja Juli Antoni.
Kementerian Kehutanan saat ini aktif mencari lokasi dan bibit unggul untuk mendukung program tersebut, salah satunya di Garut.
Menhut menekankan pentingnya kolaborasi antara pemanfaatan aren untuk energi dan ketahanan pangan.
“Kita harus mengatur mana yang akan jadi bioetanol, mana yang tetap menjadi gula,” jelasnya.
BACA JUGA
Target Swasembada Energi
Didampingi Penasihat Utama Menteri Willie Smits, Menhut menyebut pohon aren memiliki multifungsi, mulai dari akar hingga daun, termasuk mendukung ketahanan energi.
Dengan teknik penanaman yang tepat, satu hektare aren mampu menghasilkan 24 ribu kilo liter bioetanol. Jika dikembangkan di satu juta hektare, Indonesia berpotensi swasembada BBM.
“Kita tidak perlu impor BBM jika bisa memaksimalkan bioetanol ini,” tegasnya.
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menyambut positif dukungan Kemenhut dan berharap adanya bantuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas petani.
“Mohon bantuan alat-alat pengolahan, seperti untuk produksi gula semut, agar petani lebih mudah bekerja,” ujarnya.
Nur Asyiah (50), penyuluh kehutanan setempat, menyatakan saat ini lahan aren di Desa Parakan mencapai 25 hektare, dengan 5 hektare telah ditanami seribu pohon.
Meski belum seluruhnya berproduksi, aren telah memberi manfaat ekonomi, seperti bahan sapu lidi dan daun kawung untuk lintingan tembakau.
“Dua tahun lagi diperkirakan sudah bisa produksi gula aren sekaligus mendukung bioetanol,” katanya.
Data Dinas Pertanian Kabupaten Garut mencatat luas lahan aren di daerah ini mencapai 2.652 hektare pada 2024, dengan produktivitas 6.706 kilogram per hektare. Sebanyak 5.019 petani di 31 kecamatan terlibat dalam pengelolaannya.
(Aak)