JAKARTA,TM.ID: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyatakan, telah menyiapkan strategi untuk memenuhi target investasi sebesar Rp1.400 triliun pada tahun 2023.
Salah satu strateginya yakni memberi pelayanan dan pengawalan terbaik tanpa jadi bossy (bergaya seperti bos).
“Yakinlah bahwa kami mempunyai formulasi strategi yang mampu menarik investor. Caranya apa, pertama, kita jangan menjadi bossy. Kami, kementerian ini nggak boleh jadi bossy. Kalau selama ini investor yang cari kita, kita sekarang bagaimana mencari investor. Kita urus mereka, kita kawal mereka,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa.
Bahlil mengatakan pihaknya akan melakukan promosi yang baik, termasuk kemudahan perizinan berusaha di Tanah Air.
“Siklus investasi itu adalah promosi, kemudian kita yakinkan mereka soal FS (feasibility study/studi kelayakan) dari bisnis itu, kita kawal mereka sampai perizinan, sampai dengan financial closing kalau dibutuhkan surat pemerintah untuk berikan jaminan, hingga konstruksi dan bagaimana kita mengawal mereka sampai produksi,” kata dia.
BACA JUGA: IHSG Ditutup Melemah Dampak Koreksi Harga Batu bara Global
“Jadi, setiap tahapan itu negara harus hadir,” katanya.
Bahlil mengingatkan pula agar semua tahapan tidak boleh dipersulit dengan “gerakan tambahan” dari oknum tidak bertanggung jawab.
“Jangan dipersulit, jangan bikin gerakan tambahan. Dulu saya selalu katakan urus izin di republik ini hanya Tuhan dan tukang ketik surat dan tukang tanda tangan surat yang tahu. Sekarang kita sudah pakai OSS,” ujarnya.
Bahlil menilai tercapainya target realisasi investasi pada 2022 sebesar Rp1.200 triliun juga merupakan dampak dari UU Cipta Kerja.
Meski UU tersebut kerap dicibir hingga akhirnya dinyatakan inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi, namun capaian investasi 2022 disebutnya merupakan bukti nyata buah kebijakan tersebut.
“Kita fair saja, dampak UU Cipta Kerja itu betul-betul mempunyai efek domino yang luar biasa baik bagi investor asing maupun investor dalam negeri. Inilah kuncinya. Kalau ada yang tanya apa untungnya UU Cipta Kerja, sorry kalau nggak ada UU ini bagaimana target pertumbuhan bisa tercapai. Bagaimana bisa realisasi investasi begini?” katanya.
Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun, tumbuh 34 persen dibandingkan capaian tahun 2021.
Angka tersebut juga berhasil melampaui target yang diminta Presiden Jokowi sebesar Rp1.200 triliun.
(Dist)