BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak mengaku kecewa atas ulah oknum penonton yang menyalakan flare dan petasan di laga kontra Persis Solo. Menurut Bojan Hodak hal ini sangat merugikan Persib karena sedang dibayang-bayangi sanksi.
Sebenarnya kata Bojan, pertandingan ini berjalan sangat baik. Kedua kesebelasan bermain sangat terstruktur dan menjadikan pertandingan semakin ketat. Ia bersyukur karena Persib bisa menutup laga ini dengan poin sempurna.
Namun ketatnya pertandingan harus ternodai oleh ulah penonton egois. Bojan menjelaskan cerawat dan petasan yang dinyalakan di laga tersebut membuktikan bahwa adanya suporter minim edukasi. Mereka datang atas dirinya sendiri, bukan untuk membantu tim.
“Atmosfernya fantastis, tapi saya sedikit kecewa karena ada beberapa orang yang mulai menyalakan flare dan itu bisa membuat kami terkena denda, dia itu egois karena dia hanya datang untuk diri sendiri, bukan untuk klub,” buka Bojan kepada awak media.
Ia pun menduga, para penonton yang menyalakan flare dan petasan memang bertujuan untuk merugikan Persib. Sehingga tindakan itu dilakukan secara berulang-ulang. Dampaknya juga disebut masif karena berimbas terhadap tim.
“Saya katakan pada anda, tadi pertandingan terhenti dua kali karena ada sepuluh flare. Ketika ada orang yang memulai menyalakan flare, dia itu orang yang egois. Dia datang untuk dirinya sendiri dan dia tidak memikirkan orang lain, tidak memikirkan klub dan pemain,” ujar Bojan.
Contoh yang paling terasa ialah saat wasit menghentikan pertandingan sebanyak dua kali karena petasan. Ia mengungkapkan, pertandingan yang terhenti menyebabkan dampak negatif terhadap laju anak asuhnya. Padahal saat itu, ritme permainan Persib tengah meningkat.
Baca Juga:
Respons Ketum PSSI Dengan Banyaknya Flare dan Ledakan Petasan di Pertandingan Persib vs Persis
Wali Kota Bandung Imbau Bobotoh Rayakan Kemenangan Persib dengan Aman dan Tertib
“Pertandingan terhenti dua kali. Ritme kami terhenti, ketika kami sedang bermain bagus, ketika bisa menciptakan peluang, lalu mereka menghentikan pertandingan. Ini tidak lucu,” terangnya.
Satu hal yang perlu dilakukan ialah soal edukasi terhadap suporter. Sebab edukasi ini menjadi pondasi utama suporter bersikap. Namun cara edukasinya harus disiasati dengan baik karena jangan sampai edukasi itu membuat suporter enggan datang ke stadion.
“Jadi di sini ada fans, tapi mereka harus diedukasi bagaimana mendukung tim dengan benar, mendukung klub dengan benar. Jadi Bobotoh musim ini, sejak awal hingga pertandingan hari ini, mereka sudah lebih baik dan jika melihat bagaimana sebagian besar situasi di pertandingan hari ini,” jelas Bojan.
“Mereka tetap mendukung klub dan hanya ada satu grup pemuda yang tidak mengikuti aturan dan mereka harus diedukasi. Saya tidak mau menyalahkan sehingga stadionnya kosong, tidak ada yang mau bermain di stadion yang kosong dan kami bermain untuk fans. Mereka hanya perlu tahu soal bagaimana berperilaku.” tutupnya. (RF/Usk)