Kasus Kesehatan Mental Remaja di Kota Bandung Alami Kenaikan

Penulis: Budi

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Bandung, Dr. Intan Annisa.(Foto: Rizky Iman/Teropongmedia.id).
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Berdasarkan data tahun 2021 sampai 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) mendapatkan temuan kasus kesehatan mental yang dialami remaja di Kota Bandung terus mengalami kenaikan.

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Bandung, Dr. Intan Annisa mengatakan, bahwa temuan itu hasil dari screening yang gencar dilakukan tenaga kesehatan.

“Semakin tahun akan semakin meningkat karena dicari. Dicari itu bagaimana caranya? Satu, melakukan deteksi dini,” kata Intan Annisa, Jumat (1/12/2023).

Menurutnya, semakin banyak kegiatan screening maka semakin banyak pula kasus yang ditemukan.

“Semakin banyak kegiatan screening atau deteksi dini yang kami lakukan, pasti kami akan menjadi menemukan lebih banyak kasus,” ujarnya.

Berdasarkan hasil screening dan laporan Dinkes Kota Bandung, masalah kesehatan jiwa pada anak berusia 4-18 tahun ke atas, pada tahun 2021 dengan jumlah anak yang diskrining ada sebanyak 46.052. Ada sekira 24.346 anak yang terindikasi gangguan mental emosi.

Sedangkan pada tahun 2022, anak yang telah melakukan screening berjumlah 93.765, tercatat bahwa dengan indikasi yang serupa itu, mengalami penambahan jumlah. Ada sebanyak 35.759 anak atau 38,14 persen.

BACA JUGA: Pj Wali Kota: Strategi Pemkot Bandung Tingkatkan Indeks Kesehatan Sejalan dengan Isu Nasional

Adapun data screening yang dilakukan terhadap anak usia 18 ke atas, diketahui angka itu turut mengalami penambahan. Tahun 2021 ada sekira 120.850 anak yang diskrining, hasilnya adalah 8.870 anak terindikasi bergejala gangguan mental emosi.

Kemudian pada tahun 2022, angka tersebut bertambah dengan cukup signifikan. Pasalnya jumlah anak yang diskrining lebih sedikit, yakni 109.633. Namun anak yang memiliki gejala gangguan mental emosi, ada sebanyak 10.196 kasus.

Intan mengatakan, masalah jiwa, menjadi salah satu program yang prioritas pemerintah. Menurutnya, gangguan kesehatan itu masuk ke dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan yang harus ditangani.

“Dimana standar pelayanan minimal ini menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk melayani. Nah, salah-satunya adalah masalah gangguan jiwa. Jadi kita concern banget,” ucapnya.

 

(Rizky Iman/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Persib Beberkan Alasan Datangkan Berguinho 
Persib Beberkan Alasan Datangkan Berguinho 
Ekspor Pasir Laut
MA Putuskan Larang Kegiatan Ekspor Pasir Laut
Pangandaran
Hajat Laut Pangandaran 2025: Perpaduan Sakral Satu Suro dan Jumat Kliwon yang Terjadi 21 Tahun Sekali
Sam_Altman_TechCrunch_SF_2019_Day_2_Oct_3_(cropped)
Sam Altman: Jangan Terlalu Percaya pada ChatGPT, AI Bisa ‘Halu’ dan Menyesatkan
Chery C5
Chery Luncurkan Omoda C5 dan E5, Harga Tak Sampai Rp 400 Juta
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Remu Suzumori Masuk Daftar 7 Aktris Paling Sukses di Jepang

3

Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal

4

Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran

5

CEK FAKTA: Pangeran Arab Terbangun Setelah 20 Tahun Koma
Headline
Daftar 30 Nama Pemain Yang Akan Tampil Membela Liga Indonesia All Star
Daftar 30 Nama Pemain Yang Akan Tampil Membela Liga Indonesia All Star
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.