BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di masa depan, kita mungkin tidak lagi sibuk menatap layar smartphone. Sebaliknya, teknologi akan hadir tepat di depan mata secara harfiah.
Kacamata pintar (smart glasses) diperkirakan akan menjadi pintu masuk utama menuju dunia digital yang lebih kontekstual, responsif, dan alami.
Transformasi ini bukan sekadar perubahan perangkat, melainkan pergeseran besar dalam cara manusia berinteraksi dengan teknologi dan informasi.
Bayangkan saat berjalan di kota, Anda cukup menatap sebuah bangunan dan bertanya, “Apa ini?” dan jawabannya langsung muncul di kaca mata Anda, tanpa membuka aplikasi apa pun.
Inilah visi masa depan dari perangkat wearable berbasis AI, memberikan informasi real-time sesuai konteks dan lingkungan pengguna.
Kacamata pintar tak lagi hanya alat bantu visual. Dengan mikrofon, kamera, dan layar mikro transparan, perangkat ini berfungsi sebagai asisten pribadi yang melihat dunia seperti Anda.
Mark Zuckerberg, CEO Meta, menyebut bahwa pengguna smart glasses akan memiliki “keunggulan kognitif” dibanding mereka yang masih bergantung pada perangkat tradisional.
Artinya, kemampuan mengambil keputusan dan menyerap informasi bisa meningkat drastis berkat bantuan AI yang terus aktif memproses lingkungan sekitar.
Baca Juga:
7 Rekomendasi Frame Kacamata untuk Para Hijabers
Ini menandai lahirnya era interaksi digital pasif-aktif, di mana pengguna tidak perlu selalu mencari informasi informasi justru datang dengan sendirinya.
Meski terdengar revolusioner, kacamata pintar tidak serta-merta menggantikan smartphone. Fungsi-fungsi seperti mengetik panjang, pengeditan media, dan aktivitas spesifik lainnya tetap lebih nyaman di layar ponsel.
Namun, untuk kegiatan cepat seperti navigasi, komunikasi singkat, hingga pencarian visual, smart glasses berpotensi menjadi perangkat utama harian. Smartphone dan kacamata pintar bisa saling melengkapi bukan bersaing secara langsung.
IDC memperkirakan bahwa dalam 5–10 tahun mendatang, kacamata AI bisa menjadi pusat komputasi pribadi, seperti halnya smartphone saat ini. Perangkat ini akan menjadi penghubung utama manusia dengan dunia digital tanpa harus mengalihkan pandangan dari dunia nyata.
Momen ini mirip seperti ketika dunia pertama kali menyaksikan kelahiran ponsel pintar. Butuh waktu, adaptasi, dan perubahan gaya hidup, tapi akhirnya menjadi kebutuhan sehari-hari.
Transformasi dari smartphone ke smart glasses bukan hanya tentang ganti perangkat, tapi tentang cara baru melihat dan memahami dunia.
Apakah Anda siap menyambut era di mana teknologi hadir tak hanya di genggaman, tapi menyatu dengan pandangan dan pikiran Anda?
(Budis)