BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Harga Minyak dunia melonjak pada hari Senin (23/6/2025) mencapai harga tertinggi sejak Januari 2025. Hal ini terjadi setelah Parlemen Republik Islam Iran menyetujui usulan penutupan selat Hormuz usai tiga situs nuklirnya mendapat serangan dari Amerika Serikat.
Kabar penutupan selat Hormuz telah mengguncang aktivitas distribusi dan harga minyak mentah dunia. Mengutip dari Reuters, Senin (23/6/2025), minyak mentah Brent berjangka naik menjadi US$ 77,09 per barel. Sedangkan Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik menjadi US$ 73,87 per barel.
Sementara itu, harga perdagangan lewat kontrak telah menyentuh level tertinggi selama lima bulan terakhir. Harganya melonjak menjadi US$ 81,40 untuk Brent dan US$ 78,40 untuk WTI AS.
Dampak ketegangan gepolitik Iran dan Israel terhadap harga minyak dunia sudah jelas terlihat. Harga minyak Brent telah naik sekitar 11% dan WTI AS telah naik sekitar 9% sejak konflik dimulai pada 13 Juni.
Berdasarkan pantuan Reuters, harga minyak mulai stagnan pada Senin ketika investor mulai mempertimbangkan risiko geopolitik di pasar minyak, meski hingga kini krisis di Timur Tengah belum memberikan dampak nyata terhadap supply.
Baca Juga:
Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz, Harga Minyak Melonjak?
Dampak Serangan Amerika ke Iran, Harga Minyak Bisa Tembus US$ 130 Per Barel
Lonjakan harga minyak semakin meningkat usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan telah berhasil melancarkan serangan terhadap tiga situs utama nuklir iran. Iran menegaskan akan membela diri dan menentapkan Amerika Serikat sebagai target serangan balasan dari Iran.
Campur tangan Amerika ini telah meningkatkan eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Pelaku pasar memprediksi kenaikan harga akan terus berlanjut terlebih dengan adanya kekhawatiran akan penutupan Selat Hormuz oleh Iran.
Volatilitas harga di pasar minyak kini menjadi kekahwatiran dunia. Harga di pasar minyak dapat sewaktu waktu mengalami lonjakan signifikan tanpa adanya gangguan, jika dengan adanya ancaman penutupan selat Hormuz saja cukup untuk menghambat distribusi minyak melalui jalur tersebut.
Goldman Sachs dalam laporannya pada hari Minggu (22/6/2025) mengatakan bahwa harga minyak Brent dapat mencapai US$110 per barel jika aliran minyak melalui jalur Selat Hormuz dihentikan selama satu bulan, dan akan terus turun sebesar 10% untuk 11 bulan selanjutnya.
Perhatian dunia kini tengah berada pada Selat Hormuz yang merupakan jalur strategis yang dilalui 20% supply minyak mentah dunia.
Meskipun telah disetujui Parlemen Republik islam Iran, Keputusan akhir penutupan Selat Hormuz akan ditetapkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional Iran.
(Raidi/Aak)