Jelang Idul Adha Warga Jawa Tengah Lakukan Tradisi Apitan

Penulis: hafidah

Tradisi Apitan
Tradisi Apitan (dok.HORIZON BUDAYA)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jelang Idul Adha, masyarakat di sejumlah wilayah Jawa Tengah kembali menghidupkan tradisi turun-temurun yang dikenal sebagai Tradisi Apitan.

Kegiatan budaya ini bukan hanya sekadar seremoni tahunan, tapi juga menjadi simbol kebersamaan dan ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap anugerah hasil bumi yang melimpah.

Tradisi Apitan sendiri dilaksanakan setiap bulan Apit, sebuah istilah dalam Sistem Penanggalan Jawa yang merujuk pada waktu antara dua hari besar umat Islam, yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam penanggalan Hijriyah, bulan ini dikenal dengan nama Dzulqa’dah.

Tradisi yang Sudah Ratusan Tahun Mengakar

Pelaksanaan Tradisi Apitan bukanlah hal baru. Di berbagai daerah di Jawa Tengah, budaya ini telah berjalan selama ratusan tahun. Masyarakat setempat menjadikan momen ini sebagai bagian dari identitas budaya yang tak lekang oleh waktu.

Bahkan generasi muda pun diajak turut terlibat agar nilai-nilai luhur dalam tradisi tersebut tidak punah dimakan zaman.

Yang menarik, bentuk pelaksanaan Tradisi Apitan beragam. Namun satu yang paling dikenal luas adalah bentuk sedekah bumi, yaitu kegiatan syukuran dengan menyajikan hasil panen dan makanan secara bersama-sama. Warga bergotong royong menyiapkan sesaji yang nantinya akan diarak atau dipamerkan dalam acara ritual.

Makna tradisi Apitan yakni sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil bumi yang telah dinikmati.

Baca Juga:

Lirik Supernatural – Ariana Grande, Viral Gegara Tren Kim Seon Ho

Polda Metro Jaya Usut Grup Fantasi Sedarah yang Viral di Facebook!

Makna Mendalam di Balik Perayaan

Apitan bukan semata ritual, tapi memiliki makna spiritual dan sosial. Dalam konteks budaya Jawa, hasil bumi yang disajikan adalah simbol keharmonisan antara manusia dan alam.

Masyarakat percaya bahwa rasa syukur harus diungkapkan bukan hanya lewat doa, tapi juga melalui tindakan nyata yang melibatkan komunitas.

Acara ini juga mempererat hubungan antarwarga. Mulai dari anak-anak hingga lansia, semua terlibat dalam prosesinya.

Nilai-nilai gotong royong, saling membantu, serta menghormati alam dan leluhur menjadi bagian integral dari pelaksanaan Apitan.

Namun, di balik semangat pelestarian budaya tersebut, Tradisi Apitan juga menuai pro dan kontra. Sejumlah pihak mempertanyakan efektivitas acara ini, khususnya ketika melihat hasil bumi yang tampaknya ‘dibuang-buang’ dalam prosesinya.

Namun, tradisi ini menuai pro dan kontra karena hasil bumi dibuang-buang.

Sebagian menganggap bahwa penyajian makanan dan hasil bumi dalam jumlah besar, yang kadang tak sepenuhnya dikonsumsi, bisa menjadi pemborosan.

Sementara yang lain membela, bahwa semua hasil panen dan makanan yang digunakan tetap akan dibagikan kepada warga usai prosesi selesai.

(Hafidah Rismayanti/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Cibogo Horse Festival - Dok Humas Jabar
Cibogo Horse Festival 2025: Warisan Budaya Berkuda Masyarakat Sumedang
Polisi Bongkar Modus Ketua Perbakin Purbalingga Jual Ribuan Amunisi via Online
Polisi Bongkar Modus Ketua Perbakin Purbalingga Jual Ribuan Amunisi via Online
62 Jiwa 15 Rumah dan Pondok Pesantren di Garut Terdampak Banjir
62 Jiwa, 15 Rumah dan Pondok Pesantren di Garut Terdampak Banjir
Desa Karangligar
Desa Karangligar Jadi Langganan Banjir, Rumah Panggung Jadi Solusi
IKN
CEK FAKTA: Program Transmigrasi ke IKN
Berita Lainnya

1

Link Live Streaming Byon Combat Showbiz Vol.5 Selain Yalla Shoot

2

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

3

Pemerintah Cairkan Bansos Beras 20 Kg Mulai Awal Juli 2025

4

CEK FAKTA: Pangeran Arab Terbangun Setelah 20 Tahun Koma

5

Remu Suzumori Masuk Daftar 7 Aktris Paling Sukses di Jepang
Headline
Gunung Ili Lewotolok Erupsi
Waspada, Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Masyarakat Tidak Beraktivitas Radius 2 Km
Marc Marquez Tak Pasang Target Tinggi Bersama Ducati di MotoGP 2025
Kembali dari Gravel, Marquez Puncaki FP1 MotoGP Belanda di Tengah Ancaman Cedera
Sebuah Mobil Terperosok di Jalan Gentong Arah Tasikmalaya
Sebuah Mobil Terperosok di Jalan Gentong Arah Tasikmalaya
Hujan Deras Akibatkan Debit Air Cimanuk Garut Naik
Hujan Deras Akibatkan Debit Air Cimanuk Garut Naik

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.