BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Bagi umat muslim, jadwal adzan magrib merupakan hal yang penting ketika ingin menjalankan ibadah puasa, terutama pada bulan Ramadan. Jadwal adzan magrib Ramadan 1446 H di Maluku Utara Kab. Kepulauan Sula bisa menjadi pengingat berbuka bagi masyarakat Maluku Utara dan sekitarnya.
Adzan magrib wilayah Maluku Utara Kab. Kepulauan Sula dan sekitarnya, pada Rabu (26/3/2025) pukul 18.30 WIT. Jadwal ini merujuk pada Bimas Islam Kemenag RI, selain itu ibadah selama bulan Ramadan tidak hanya berupa puasa sepanjang siang sejak fajar shadiq terbit hingga matahari terbenam, tapi juga juga dapat menambah ibadah di malam hari.
Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni” (H.R. Bukhari).
Saat malam tiba, banyak ibadah yang bisa dilakukan oleh umat Islam Maluku Utara selain shalat tarawih dan witir, kita bisa menambah tadarus Al-Qur’an, membaca zikir dan doa, serta shalat tahajud.
Ibadah sepanjang puasa Ramadhan yang tahun ini berlangsung pada Maret 2025, akan lebih berkah jika dijalani ketertiban. Termasuk di antaranya, tertib dalam waktu sahur dan jam buka puasa.
Jadwal Magrib Maluku Utara Ramadan di Tahun 2025
BACA JUGA:
Tak Ada Kapoknya! Willie Salim Kembali Masak untuk Buka Puasa
Doa Ramadhan Ke 26
Dalam menjalankan bulan penuh berkah ini, ada baiknya umas islam, khusus nya masyarakat Lombok memperbanyak ibadah dan tidak lupa juga untuk selalu berdoa.
Berikut adalah doa yang bisa dibaca pada hari ke-26 Ramadan:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ سَعْيِي فِيهِ مَشْكُورًا، وَذَنْبِي فِيهِ مَغْفُورًا، وَعَمَلِي فِيهِ مَقْبُولًا، وَعَيْبِي فِيهِ مَسْتُورًا، يَا أَسْمَعَ السَّامِعِينَ
Allâhummaj‘al sa‘yî fîhi masykûran, wa dzanbî fîhi maghfûran, wa ‘amalî fîhi maqbûlan, wa ‘aybî fîhi mastûran, yâ asm‘as-sâmi‘în.
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah usahaku di dalamnya sebagai usaha yang disyukuri, dosaku di dalamnya diampuni, amalanku di dalamnya diterima, dan aibku di dalamnya ditutupi, wahai Dzat yang Maha Mendengar dari semua pendengar.”
Semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan Ramadan ini.
Keutamaan Itikaf di 10 Hari Terakhir Ramadan
Itikaf di 10 hari terakhir Ramadan adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), berdasarkan praktik Rasulullah ﷺ. Beberapa keutamaannya:
Dengan menghindari gangguan duniawi, seseorang meningkatkan fokus dalam ibadah dan memusatkan perhatiannya kepada Allah.
Ialu mengesampingkan hal-hal yang tidak mendukung ibadah agar dapat lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Kita meneladani Rasulullah ﷺ yang secara konsisten beritikaf pada 10 hari terakhir Ramadan hingga wafatnya (HR. Bukhari & Muslim).
Melalui itikaf di masjid, seseorang mendapatkan pahala besar dengan memperbanyak salat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.
Ia meraih keberkahan dengan menjalankan ibadah di lingkungan yang khusyuk dan penuh keimanan.
Setiap kali ia salat, berdzikir, dan membaca Al-Qur’an, ia semakin mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat keimanannya, dan merasakan ketenangan hati dalam suasana spiritual yang mendalam.
Itikaf juga mendorong individu untuk muhasabah dan bertaubat kepada Allah, sehingga ia secara aktif menglebur dosa-dosanya.
Dengan niat yang tulus dan kesungguhan hati, seseorang membersihkan diri dari dosa dan meraih ampunan serta rahmat-Nya.
Hubungan Itikaf dengan Malam Lailatul Qadar
Salah satu alasan utama Rasulullah ﷺ beritikaf di 10 hari terakhir Ramadan adalah untuk mendapatkan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan (QS. Al-Qadr: 3).
Malam penuh ampunan, siapapun yang beribadah di Lailatul Qadar dengan iman dan penuh harap akan ampunan Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni (HR. Bukhari & Muslim).
Seseorang dapat memperbanyak doa saat Lailatul Qadar, termasuk mengamalkan doa:
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni”.
(“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku.”) (HR. Tirmidzi).
Amalan-Amalan Selama Itikaf
Agar itikaf lebih bermakna, berikut beberapa amalannya:
- Memperbanyak salat sunnah (tahajud, rawatib, dan witir).
- Membaca Al-Qur’an serta mentadabburi maknanya.
- Berdzikir dan beristighfar untuk mengingat Allah dan memohon ampunan.
- Berdoa, terutama doa-doa kebaikan di dunia dan akhirat.
- Menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti berbicara sia-sia atau menggunakan gadget untuk hal yang tidak berguna.
- Menjaga hati dan niat, agar tetap ikhlas hanya karena Allah.
Dengan melaksanakan itikaf di 10 hari terakhir Ramadan, seseorang memiliki peluang besar untuk meraih keberkahan dan kemuliaan Lailatul Qadar.
(Magang UKRI/Ajeng-Aak)