BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, Jawa Barat (Jabar) tercatat sebagai provinsi dengan jumlah lokasi pekerja seks komersial (PSK) terbanyak di Indonesia. Apa saja risiko yang terjadi jika melakukan hubungan seks dengan PSK?
Hasil survei BPS mengungkapkan, terdapat 79 desa atau kelurahan di 19 kabupaten dan kota di Jawa Barat yang menjadi tempat PSK beroperasi. Informasi ini diperoleh melalui petugas BPS yang melakukan wawancara langsung dengan aparat desa setempat.
“Kami menanyakan apakah desa ini ada lokasi PSK, baik yang dikelola secara berkelompok atau individu. Jadi, lokasi mangkal PSK itu yang menjajakan diri secara komersil ya,” ujar Isti seperti Teropongmedia kutip, Kamis 13/2/2025).
Risiko Kesehatan Jika Berhubungan Seks dengan PSK
Meskipun tidak ada niata untuk melakukan seksual dengan PSK, penting bagi seseorang untuk mengetahui sejumlah risiko yang terjadi. Hal demikian, untuk membantu mencegah berbagai dampak negatif yang mungkin terjadi.
Perilaku seks bebas, terutama dengan bergonta-ganti pasangan, meningkatkan potensi terjadinya infeksi menular seksual (IMS). Risiko ini bisa dialami oleh kedua belah pihak jika tidak menerapkan prinsip seks yang aman. Berikut beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan:
1. Herpes Genital
Herpes genital disebabkan oleh virus Herpes simplex (HSV) dan sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Banyak penderita tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. Namun, beberapa gejala yang bisa muncul antara lain rasa gatal atau nyeri di area genital serta benjolan merah atau lepuhan kecil berisi cairan.
Jika lepuhan pecah, luka yang terbentuk dapat berkembang menjadi bisul dan koreng. Dalam kasus yang lebih parah, virus ini bisa memicu komplikasi seperti meningitis (radang selaput otak) atau peradangan pada uretra.
2. Gonore atau Kencing Nanah
Gonore, atau lebih dikenal sebagai kencing nanah, merupakan infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae yang dapat menyerang alat kelamin, dubur, dan tenggorokan.
Pada pria, gonore biasanya ditandai dengan keluarnya cairan kental berwarna putih atau kuning dari penis, nyeri saat buang air kecil, testis yang membengkak, serta gatal pada area dubur.
Gejala ini umumnya muncul sekitar 10 hari setelah infeksi terjadi. Sebaliknya, wanita sering kali tidak mengalami gejala yang jelas, sehingga penularannya lebih sulit dideteksi.
3. Sifilis atau Raja Singa
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan menyebar melalui hubungan seksual atau kontak langsung dengan luka sifilis di tubuh penderita.
Pada tahap awal, sifilis hanya menyebabkan luka kecil yang tidak menimbulkan rasa sakit di alat kelamin, anus, lidah, atau bibir.
Namun, jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berkembang menjadi ruam kemerahan di seluruh tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening, bahkan merusak organ dalam.
4. Infeksi HPV
Virus Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks pada wanita dan kutil kelamin pada pria maupun wanita. Virus ini menular melalui kontak kulit ke kulit atau hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
Beberapa jenis HPV, seperti tipe 16 dan 18, berkontribusi besar terhadap kanker serviks, sementara tipe 6 dan 11 menyebabkan sebagian besar kasus kutil kelamin.
Karena sering kali tidak bergejala, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi dan berpotensi menularkan virus ini ke pasangan mereka.
5. Infeksi HIV
Virus Human immunodeficiency virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh, membuat penderitanya lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Jika tidak ditangani, infeksi HIV dapat berkembang menjadi Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), kondisi di mana tubuh kehilangan kemampuan untuk melawan infeksi.
HIV menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, sperma, dan cairan vagina. Hubungan seksual tanpa pengaman, terutama dengan banyak pasangan, meningkatkan risiko penularan virus ini secara signifikan.
Pentingnya Menerapkan Seks yang Aman
Melakukan hubungan seksual yang tidak aman tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga dapat berdampak pada pasangan, terutama jika salah satu pihak sedang hamil.
Penyakit menular seksual dapat menular ke bayi dalam kandungan, meningkatkan risiko kelahiran dengan komplikasi kesehatan serius.
Untuk mengurangi risiko ini, penting untuk selalu menerapkan seks yang aman, seperti menggunakan kondom dan menghindari bergonta-ganti pasangan.
Jika pernah melakukan hubungan seksual yang berisiko, segera lakukan pemeriksaan kesehatan dan konsultasikan dengan dokter.
Jika memiliki pasangan, ajak mereka untuk ikut serta dalam pemeriksaan guna mencegah fenomena pingpong effect, di mana infeksi berpindah-pindah akibat ketidaktahuan status kesehatan pasangan.
BACA JUGA: Jabar jadi Provinsi dengan Jumlah PSK Terbanyak di Indonesia, Capai 79 Lokasi
Pemahaman terkait risiko melakukan hubungan seks dengan PSK di atas, bisa meningkatkan kesadaran akan bahaya infeksi menular akibat seks yang berganti-ganti.
Oleh karen itu, cegah diri anda untuk tidak melakukan hal tersebut, baik untuk kesehatan diri maupun keluarga.
(Virdiya/Aak)