BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan meraih medali perunggu dalam kompetisi Agritech Research and Entrepreneurship Innovation Competition (AGREETION) 2025.
Tim tersebut terdiri dari Rodo Samuel Samosir dan Naura Meila Syahfir dari program studi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Rekayasa (SITH-R), serta Jefri Gunawan dari program studi Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri (FTI).
Kompetisi berskala internasional ini diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, bekerja sama dengan Agritech Research and Study Club (ARSC) dan Agritechno Business Centre (ABC). AGREETION 2025 digelar selama tiga bulan, dari Februari hingga April 2025, dengan mengusung tema: “Innovating Agro-Industry and Agriculture Towards a Sustainable and Clean Future.” Sekitar 80 tim dari berbagai negara, seperti Indonesia, India, dan Malaysia, turut ambil bagian dalam ajang prestisius ini.
Inovasi Permen Jelly dari Kulit Pisang
Tim ITB yang menamakan diri mereka WinPis (Winning Pisang), mengangkat subtema “Sustainable Food Innovation” dengan karya berjudul: “Vitamin A-Rich Jelly Candy from Tongka Langit Banana (Musa troglodytarum) Peel and Harum Manis Mango (Mangifera indica L.) Extract.”
Proyek ini dikembangkan di bawah bimbingan Dr. Ir. Eri Mustari, MP., dosen dari Kelompok Keilmuan Sains dan Bioteknologi Tumbuhan. Inovasi mereka fokus pada pemanfaatan limbah kulit pisang varietas Tongka Langit, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Kulit pisang ini terbukti mengandung vitamin A, serat, antioksidan, serta mineral dalam kadar tinggi.
Untuk meningkatkan nilai gizi dan cita rasa, tim menambahkan ekstrak mangga Harum Manis sebagai sumber vitamin C alami. Hasilnya adalah produk permen jelly kaya nutrisi yang menyasar anak-anak Indonesia, khususnya usia di atas lima tahun, dalam upaya membantu mengatasi kekurangan vitamin A.
Sebelum menghasilkan produk akhir, tim melakukan riset literatur dan serangkaian percobaan ilmiah. Proses pembuatan dimulai dari perendaman kulit pisang dalam air garam, dilanjutkan dengan ekstraksi, pencampuran gelatin dan ekstrak mangga, hingga tahap pendinginan, pemadatan, dan pengeringan selama 36 jam pada suhu 60°C.
Meski terbatas oleh fasilitas laboratorium, tim WinPis berhasil menyelesaikan seluruh tahapan dengan baik. Mereka memastikan produk akhir memenuhi standar kualitas dan layak konsumsi.
Inovasi ini tidak hanya menyoroti solusi pangan bergizi, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan limbah organik. Dengan memanfaatkan limbah kulit pisang yang selama ini terabaikan, tim menunjukkan bahwa pendekatan zero-waste dalam industri pangan sangat mungkin diterapkan di Indonesia.
Baca Juga:
Aromatic Book: Inovasi Mahasiswa UGM yang Gabungkan Aroma dan Buku untuk Tingkatkan Daya Ingat
Fluviotion: Inovasi Mahasiswa ITB Atasi Krisis Air Bersih di Garut
Rodo Samuel Samosir, mewakili tim, mengungkapkan harapannya agar inovasi ini bisa terus dikembangkan di masa mendatang.
“Saya berharap paper ini dapat menginspirasi banyak orang untuk terus menciptakan solusi inovatif, khususnya bagi kesehatan anak-anak dan pelestarian lingkungan. Semoga karya ini bisa direalisasikan lebih lanjut dan memiliki potensi untuk menjadi bisnis yang menjanjikan,” ujar Rodo, melansir laman ITB.
(Virdiya/Budis)