JEMBER, TEROPONGMEDIA.ID — Seorang calon jemaah haji asal Kabupaten Jember, Jawa Timur, nyaris meninggalkan Asrama Haji Embarkasi Surabaya lantaran teringat dua ekor sapi miliknya yang belum diberi makan di kampung.
Peristiwa unik yang terjadi pada Senin (12/5/2025) itu sempat membuat petugas asrama panik dan harus melibatkan aparat TNI untuk membujuk jemaah lanjut usia tersebut.
Calon jemaah tersebut adalah Enjo Endin Parmo, pria berusia 70 tahun yang akrab disapa Mbah Enjo. Ia tergabung dalam kelompok jemaah asal Jember yang tengah menjalani masa karantina menjelang keberangkatan ke Tanah Suci.
Namun saat berada di Poliklinik Asrama Haji, Mbah Enjo mendadak ingin pulang ke rumahnya di Jember. Kepada petugas, ia mengatakan kekhawatir karena dua ekor sapi besar miliknya di kampung belum diberi makan.
“Saya ingat dua sapi besar di rumah, siapa yang mau kasih makan kalau saya di sini?” ujar Mbah Enjo kepada salah satu petugas TNI, dengan logat Madura yang kental.
Petugas poliklinik sempat berusaha menenangkan Mbah Enjo, namun pria lanjut usia itu tetap ngotot hendak keluar dari asrama dan berjalan kaki pulang ke kampung halamannya yang berjarak sekitar 200 kilometer dari Surabaya.
Dibujuk dan Dipeluk oleh Anggota TNI
Melihat situasi yang semakin tidak terkendali, seorang anggota TNI yang tengah berjaga di lingkungan Asrama Haji Surabaya akhirnya turun tangan. Dengan pendekatan emosional dan penuh empati, ia memeluk Mbah Enjo dan mencoba menenangkan hatinya.
Saat dipeluk, air mata Mbah Enjo mengalir. Ia kemudian mencurahkan isi hatinya kepada anggota TNI tersebut, menceritakan bahwa sapi-sapinya adalah sumber kehidupan keluarganya. Rasa tanggung jawab itu membuatnya gelisah dan ingin pulang secepatnya.
Menanggapi hal itu, anggota TNI tersebut berjanji kepada Mbah Enjo bahwa ia sendiri akan memastikan sapi-sapi milik Mbah Enjo mendapat makanan. Mendengar janji tersebut, Mbah Enjo akhirnya luluh dan bersedia kembali ke dalam asrama.
“Sudah, Mbah. Sapi panjenengan nanti saya yang urus, saya pastikan tidak akan kelaparan,” kata anggota TNI tersebut dengan tenang.
Jemaah haji mengalami gejala Demensia
Menurut petugas kesehatan di lokasi, Mbah Enjo diketahui mengalami gejala demensia. Ia kini ditempatkan di ruang perawatan khusus di bawah pengawasan Poliklinik Balai Besar Karantina Kesehatan (BPKK) Surabaya. Kondisinya terus dipantau secara intensif untuk memastikan ia tetap stabil secara fisik dan mental menjelang keberangkatan haji.
“Jemaah dengan kondisi seperti ini memang membutuhkan penanganan khusus. Selain dari sisi medis, juga pendekatan secara psikologis,” ujar seorang petugas medis di BPKK.
Baca Juga:
Pemkot Bandung Dukung Program Vasektomi KDM Jadi Syarat Bansos
Calon Pengantin di Palembang Dibacok Saat Hendak Menuju Lokasi Akad Nikah
Pihak Kementerian Agama menyatakan, seluruh jemaah haji yang memiliki kondisi khusus akan tetap diprioritaskan untuk berangkat ke Tanah Suci, selama tidak ada hambatan medis yang membahayakan keselamatan.
Kejadian yang dialami Mbah Enjo menjadi pengingat bahwa dukungan emosional dan pendekatan yang manusiawi sangat penting dalam pelayanan terhadap jemaah lansia. Banyak di antara mereka yang meninggalkan kampung halaman dengan berbagai beban pikiran, mulai dari urusan keluarga, hewan ternak, hingga tanggung jawab sosial lainnya.
“Ini bukan hanya soal fisik, tapi juga soal hati dan perasaan. Kita harus bisa memahami itu,” ujar petugas asrama.
Saat ini, Mbah Enjo sudah kembali tenang dan menyatakan siap berangkat ke Tanah Suci bersama rombongan dari Jember. Ia pun berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada anggota TNI yang telah menenangkannya.
(Dist)