BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Indonesia menyatakan untuk tetap konsisten dalam menjalankan transisi energi sebagai bentuk komitmen terhadap Perjanjian Iklim paris. Salah satunya dengan mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) melalui pemanfaatan hidrogen sebagai energi bersih.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam forum Global Hydrogen Ecosystem 2025 Summit & Exhibition yang diselenggarakan di Jakarta International Convention Center (JCC), Selasa (15/4/2025).
Bahlil menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam melaksanakan transisi energi meski Amerika Serikat sebagai salah satu negara penggagas memilih untuk mundur dari kesepakatan iklim global tersebut.
Amerika serikat resmi keluar dari perjanjian paris pada 20 Januari 2025 lalu, setelah dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden.
Ia juga menyinggung sebagian negara yang mengusulkan untuk mendorong energi baru terbarukan dalam menurunkan CO2 untuk mencapai 2060 bebas emisi kini mulai ragu dan tidak konsisten. Namun Indonesia menyatakan tetap pada komitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
“Walaupun banyak negara mulai ragu-ragu gitu, mulai agak tidak konsisten, tapi saya ingin mengatakan bahwa Indonesia akan selalu berada pada bagian yang akan menjalankan komitmen itu tetapi dengan penuh hati-hati secara mendalam,” ujar Bahlil
Bahlil menambahkan, komitmen Indonesia dalam melakukan transisi ke energi terbarukan telah tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yaitu swasembada energi.
Visi besar swasembada energi bukan hanya untuk mewujudkan kemandirian energi, namun juga mendorong pengembangan energi hijau dan energi baru terbarukan (EBT) untuk kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA:
Pemerintah Bentuk Satgas Transisi Energi, Apa Tugasnya?
Indeks Transisi Energi Indonesia Ke-3 Tertinggi di ASEAN, Apakah Benar Sudah Siap?
Salah satu langkah konkret Indonesia adalah melalui pengembangan pemanfaatan hidrogen sebgai sumber energi terbarukan utuk mencapai transisi energi. Bahlil menilai Indonesia memiliki sumber daya yang mumpuni untuk mendukung pengembangan proyek hidrogen ini.
“Menurut saya tidak banyak negara di dunia yang Allah berikan karunia seperti Indonesia. Kita mempunyai gas, batu bara, juga air. Hidrogen ini energi hijau, yang prosesnya juga harus membutuhkan energi terbarukan, dan kita punya itu semua,” kata Bahlil.
Pengembangan energi hidrogen ini akan menajdi bagian dari strategi besar Indonesia menuju swasembada energi. Ia pun mengatakan bahawa Hidrogen akan menjadi energi alternatif di masa depan untuk pengganti fosil dalam rangka mencapai Net Zero Emmision 2060.
(Raidi/Budis)