BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa tren harga beras dunia sedang mengalami penurunan. Ia mengungkapkan salah satu faktornya dikarenakan Indonesia tidak lagi mengimpor beras.
“Kalau tren beras dunia menurun, karena pelanggan utama dan yang paling banyak membelinya tidak melakukan impor lagi yaitu Indonesia,” ujar Sudaryono di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengungkapkan bahwa faktor Indonesia yang tidak lagi melakukan impor beras sangat berpengaruh bagi komoditas beras dunia.
“Karena kita adalah salah satu pelanggan impor dengan kuantitas yang terbesar,” tambahnya.
Kebijakan Indonesia untuk tidak lagi mengimpor beras mengakibatkan stok beras di level global menjadi berlebih atau oversupply. Imbasnya, harga komoditas beras dunia mengalami penurunan.
“Begitu tidak impor, beras dunia oversupply, begitu oversupply harga beras dunia turun,” kata Sudaryono.
Sudaryono menambahkan, bahwa menurunya harga beras di tingkat global tidak mempengaruhi harga secara nasional. Hal ini dikarenakan beras utnuk memenuhi kebutuhan Indonesia di produksi di dalam negeri.
Baca Juga:
Stok Beras Melimpah, Prabowo Instruksikan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
Catatkan Rekor dalam 57 Tahun, Stok Beras Mencapai Angka 3 Juta Ton Lebih
Menurunnya tren harga beras dunia ini juga disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Ia mengatakan saat ini harga beras internasional turun dari semula sekitar 460 dolar Amerika Serikat (AS) per ton ketika Indonesia masih aktif mengimpor beras dari luar negeri, menjadi sekitar 390 dolar AS per ton.
Amran menegaskan petani Indonesia berperan penting menekan harga beras dunia lewat peningkatan produksi nasional tanpa bergantung pada impor.
Indonesia mencatatkan peningkatan stok beras secara signifikan di awal 2025. Peningkatan ini terjadi ditengah tren menurunnya produksi beras di negara negara ASEAN, termasuk di Thailand dan Malaysia.
Amran menyampaikan Stok beras Indonesia saat ini telah mencapai 3,7 juta ton dan ditargetkan menyentuh angka 4 juta ton dalam waktu dekat.
Ia menekankan pencapaian itu menjadi sejarah baru dalam pengelolaan pangan nasional. Amran berharap pencapaian ini menjadi motivasi bagi semua pihak untuk terus mendukung petani serta memperkuat ketahanan pangan nasional demi kesejahteraan rakyat.
(Raidi/Aak)