JAKARTA, TM.ID : Demi mendongkrak inovasi dan daya saing industri, kini telah dibentuk Indonesia Manufacturing Center (IMC).
“IMC diharapkan menjadi jembatan atau solusi untuk mewujudkan hasil riset universitas atau lembaga riset menjadi produk real,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier, Kamis (29/12/2022).
Dengan demikian, lanjut dia, produk-produk hasil riset dan inovasi tersebut dapat mengisi e-Katalog dan menjadi prioritas belanja produk dalam negeri.
“Ini adalah innofacturing, gabungan dari innovation dan manufacturing,” kata Taufiek.
Ia memaparkan Kemenperin bertekad terus memperkuat daya saing industri manufaktur nasional melalui penguasaan teknologi terkini yang sejalan dengan amanat Undang Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, di mana pemerintah mengembangkan dan meningkatkan penguasaan dan pengoptimalan teknologi industri.
Sasaran tersebut menjadi dasar bagi Kemenperin untuk menginisiasi pembentukan suatu one stop service, IMC guna menjadi pusat kolaborasi bagi perusahaan industri, perguruan tinggi, lembaga penelitian, masyarakat industri, dan pemerintah, dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan penguasaan teknologi industri.
Taufiek menjelaskan kehadiran IMC akan membawa dampak positif bagi kemajuan industri di Indonesia. Selain itu IMC bisa membantu komersialisasi dari hasil hilirisasi riset.
“Kehadiran IMC juga mendorong tumbuhnya wirausaha atau industri baru, peningkatan kelas IKM menjadi industri besar, serta memunculkan peluang kerja baru bagi generasi muda,” terangnya.
Pada 5 Desember 2022 lalu Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita telah memimpin peletakan batu pertama pembangunan IMC yang berlokasi di kawasan Plered, Purwakarta, Jawa Barat.
Pembangunan infrastruktur fisik IMC juga dibarengi dengan pengembangan IMC virtual, sebuah platform digital yang mewadahi layanan IMC ke depannya.
Sistem informasi IMC virtual mengusung konsep cloud manufacturing yang kepemilikannya ada pada stakeholder di seluruh Indonesia untuk dapat saling berinteraksi dan berkolaborasi.
BACA JUGA: Modal Operasional Industri Makin Membengkak, Kemenperin Terapkan Program Zero ODOL
Selanjutnya Kemenperin hadir untuk memberikan pendampingan dan fasilitas yang menyangkut anggaran apabila hasil riset dan inovasi dapat berdampak signifikan pada substitusi impor.
“Sistem informasi IMC virtual tersebut memungkinkan akses jaringan secara terpusat dan real time ke kumpulan sumber daya manufaktur, seperti pelaku industri, akademisi, peneliti, serta balai-balai yang berada di lingkungan Kemenperin,” papar Taufiek.
Kegiatan sosialisasi sistem informasi IMC, lanjutnya, bertujuan memperkuat dan memperbesar IMC melalui masukan dari berbagai pihak.
“Sehingga IMC dapat mewujudkan ide-ide kreatif menjadi produk nyata yang berkontribusi terhadap ekonomi dan tujuan untuk memperkuat daya saing industri,” ujar Taufiek.
(Budis)