BANDUNG, TM.ID: Acara Haul 9 Tahun Ayi Beutik mendapatkan respon positif dari para Bobotoh di sejumlah daerah dan suporter tim lain.
Kegiatan itu diselenggarakan di Gelora Saparua, Kota Bandung pada hari Rabu (9/8) kemarin. Pihak keluarga mendiang Ayi Beutik, bersyukur adanya acara tersebut.
Istri Ayi Beutik, Mia Beutik mengungkapkan acara tersebut sangat sederhana namun terasa berkesan bagi keluarga. Apalagi bagi keluarga yang ditinggalkan, Ayi Beutik merupakan sosok panutan sekaligus motivator.
BACA JUGA: Meski Menang atas Persib, Ternyata Cara Bermain Tim Persis Kecewakan Medina
Di acara tersebut, Mia Beutik teringat ucapan yang disampaikan sang suami. Dalam pesan tersebut Mia menuturkan sang suami memintanya untuk terus mengembangkan potensi bagi masyarakat.
Dalam mewujudkan hal tersebut, Mia didukung putra sulungnya, Jayalah Persibku. Kata Mia, Jaya memintanya untuk keluar dari zona nyaman dan berhenti sejenak dari aktifitas suporter.
Untuk membuat bangga sang suami, Mia akhirnya memilih untuk fokus terhadap karirnya sebagai pendidik. Bahkan ia terpaksa meninggalkan aktifitas suporter selama dua tahun ke belakang.
“Jadi almarhum sebelum meninggal dia ngomong sama saya ‘Mah harus gaya dong, buat saya bangga’ dan selama dua tahun saya tanpa disadari teman-teman semuanya, saya menghilang karena saya memang diminta sama Jaya (Jayalah Persibku) untuk keluar dari zona nyaman. Zona nyaman saya di Persib ternyata,” ucap Mia terbata-bata, Kamis (10/8/2023).
BACA JUGA: Spirit Nilai Positif Digaungkan di Haul 9 Tahun Ayi Beutik
Mia yang memiliki latar belakang gelar seorang pendidik, menyadari zona nyamannya berada di lingkungan suporter Persib. Apalagi sosoknya sangat dikenal di kalangan Bobotoh.
Maka dari itu ia meninggalkan sejenak aktifitasnya bersama Bobotoh dan berkonsentrasi terhadap karirnya. Mia bersyukur, jerih payahnya membuat karir keguruannya terus meningkat.
Sayangnya hal itu tak bisa dinikmati sang suami setelah karirnya mulai naik. Akan tetapi Mia yakin Ayi akan tetap bangga atas jerih payahnya untuk mengembangkan potensi demi masyarakat banyak.
“Jaya tuh meminta saya untuk keluar dari zona nyaman. Dan saat itu saya mencoba peruntungan saya di Kedinasan, saya dapat beasiswa dan tahun ini saya dapat setingkat level lebih baik dari guru. Jadi saya tuh ingin ngomong sama Mang Ayi, ‘Mang Ayi harus bangga karena saya sudah naik nih, bukan sekedar guru’ tahun ini.” tutup Mia sambil mengusap air matanya.
(RF)