BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gelombang aksi demonstrasi terus bermunculan di berbagai daerah. Mulai dari ratusan pengemudi transportasi online yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) yang menuntut Tunjangan Hari Raya (THR), hingga Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menggelar aksi bertajuk Indonesia Gelap.
Namun, setiap aksi massa selalu memiliki risiko. Tidak jarang, demonstrasi yang dimulai secara damai berakhir dengan bentrokan dan kekacauan. Salah satu faktor yang sering memicu kericuhan adalah emosi yang tidak terkendali.
Menariknya, faktor emosional ini sering kali dipengaruhi oleh kondisi tubuh, khususnya kekurangan cairan atau dehidrasi.
Kurang Minum Bisa Memicu Emosi dan Kericuhan
Demonstrasi mengharuskan para peserta untuk berjam-jam berada di lapangan, berdiri di bawah terik matahari, serta berteriak menyuarakan aspirasi. Aktivitas ini tentu menguras energi, baik bagi pendemo maupun petugas yang mengamankan aksi.
Ketika tubuh kehilangan banyak cairan dan tidak segera digantikan, risiko dehidrasi meningkat. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi fisik tetapi juga keadaan emosional seseorang. Kurangnya cairan dalam tubuh dapat membuat seseorang lebih mudah tersulut emosi, yang pada akhirnya berpotensi memicu kericuhan dalam demonstrasi.
Dehidrasi Berpengaruh pada Emosi dan Mental
Penelitian yang dilakukan oleh Lawrence E. Armstrong dan Harris R. Lieberman, dua ahli saraf dari University of Connecticut, mengungkap status cairan tubuh memiliki dampak signifikan terhadap suasana hati dan emosi seseorang.
Dalam penelitian tersebut, 26 pria dan 25 wanita sehat diminta berolahraga selama tiga sesi, masing-masing berdurasi 40 menit, di dalam ruangan bersuhu 28 derajat Celsius.
Selama sesi tersebut, mereka tidak diperbolehkan minum banyak air, meskipun aktivitas yang dilakukan cukup menguras keringat.
Setiap jeda istirahat, para peneliti mengukur tingkat hidrasi peserta, lalu membandingkannya dengan kondisi psikologis mereka melalui psikotes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi berdampak langsung pada kondisi mental dan emosional peserta. Mereka yang mengalami kekurangan cairan mulai menunjukkan gejala seperti kelelahan mental, kebingungan, kegelisahan, hingga stres.
Kondisi ini membuat mereka lebih mudah tersinggung, marah, dan kehilangan kendali atas emosi mereka.
Cegah Dehidrasi, Jaga Kendali Emosi
Berdasarkan temuan tersebut, penting bagi siapa saja yang mengikuti aksi demonstrasi untuk menjaga asupan cairan yang cukup. Menghidrasi tubuh dengan baik dapat membantu mengontrol emosi dan menjaga kondisi fisik tetap prima.
Bagi peserta demo maupun petugas keamanan, membawa air minum dan mengonsumsinya secara berkala bisa menjadi langkah sederhana untuk mengurangi risiko emosi tidak stabil yang berujung pada kericuhan.
BACA JUGA: BEM SI Gelar Demo ‘Indonesia Gelap’ di Patung Kuda
Meskipun menyuarakan aspirasi merupakan hak setiap warga negara, menjaga kesehatan dan menghindari konflik juga menjadi tanggung jawab bersama. Cara di atas dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah aksi demonstrasi berakhir lebih kondusif dan efektif.
(Virdiya/Aak)