JAKARTA,TM.ID: Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan, pihaknya kesulitan mendapatkan pasokan beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram (Kg) ke ritelnya.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkapkan, keterbatasan beras tersebut disebabkan karena saat ini belum masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024.
Ia mengatakan, alasan lainya dikarenakan masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor Pemerintah ke ritel-ritel.
“Seperti saat ini, peritel mulai kesulitan mendapatkan supply beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kg, keterbatasan supply beras tersebut disebabkan saat ini belum masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024 serta bersamaan pula dengan belum masuk nya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor pemerintah,” kata Roy dalam keterangannya, dikutip Senin (12/2/2024).
“Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET (harga eceran tertinggi) beras pada pasar ritel modern (toko swalayan) dan pasar rakyat (pasar tradisional),” kata dia.
BACA JUGA: Stok Beras Nasional Saat Ini 1,2Juta Ton, tapi Harga Beras Kian Mahal
Roy menyebut, bahwa kondisi kenaikan harga ini telah terjadi pada berbagai wilayah di Indonesia.
Ia mengatakan, kondisinya saat ini ‘menular’ atau ‘merambat’ juga pada pada berbagai komoditi bahan pokok dan penting lainnya.
“Apalagi bulan Februari ini adalah momentum para peritel melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan pada gerai-gerai ritel modern, menyediakan bahan pokok dan penting bagi masyarakat yang akan menunaikan bulan suci Ramadhan pada pertengahan bulan Maret 2024 dan merayakan hari Idul Fitri, di bulan April 2024,” ujarnya.
“Fakta nya saat ini kami tidak ada pilihan dan harus membeli beras dengan harga di atas HET dari para produsen atau pemasok beras lokal, bagaimana mungkin kami menjualnya dengan HET? Siapa yang akan menanggung Kerugiannya? Siapa yang akan bertanggung jawab bila terjadi kekosongan dan kelangkaan bahan pokok dan penting tersebut pada gerai ritel modern kami, karena kami tidak mungkin membeli mahal dan menjual Rugi,” tambah dia.
Sementara itu, Stok beras di Bulog secara nasional saat ini mencapai 1,2 juta ton. Sementara pelaksanaan izin impor tahun 2022 yang mencapai 500 ribu ton, 300-400 ribu ton sudah masuk.
Sedangkan untuk 2024, izin impor beras sebanyak 500 ribu ton yang diharapkan pada akhir Maret tahun ini sudah bisa masuk semua, termasuk sisa carryout impor 2022 sebesar 100 ribu ton ke dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan General Manager Unit Bisnis Bulog, Sentra Niaga, Topan Ruspayandi di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Sabtu (10/2/2024).
(Dist)