BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan kondisi darurat sampah di Indonesia. Total sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seluruh Indonesia kini diperkirakan mencapai 1,7 miliar ton.
Wakil Menteri LHK, Diaz Hendropriyono, menyebut volume sampah tersebut terus meningkat karena sistem pengolahan yang belum optimal.
Diaz juga mencontohkan, DKI Jakarta menghasilkan 7.000–8.000 ton sampah per hari, sementara Kota Bandung sekitar 2.000–2.800 ton per hari.
“Semua itu menumpuk di TPA. Tidak diolah, hanya ditumpuk begitu saja. Kalau dilihat, TPA sudah seperti gedung tinggi, tapi isinya sampah semua,” kata Diaz Hendropriyono, Rabu (24/9/2025).
Baca Juga:
Pengelola Pasar Caringin Tolak Solusi Pemkot Bandung Terkait Sampah
Menurutnya, sampah di TPA bertambah sekitar 56 juta ton setiap tahun, membuat kapasitas semakin kritis. Salah satu penyebabnya adalah teknologi pengolahan sampah di Indonesia yang masih terbatas.
“Kalau mau mengolah dengan cepat, butuh teknologi yang sangat canggih. Sementara mendapatkannya tidak mudah,” jelasnya
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah saat ini tengah menyiapkan solusi melalui teknologi Waste to Energy (WTE) yang dapat mengubah sampah menjadi energi listrik maupun energi panas. Teknologi ini direncanakan dibangun di 33 kota dengan volume sampah harian minimal 1.000 ton.
“Itu cara cepat untuk mengurangi timbunan 56 juta ton per tahun,” tegasnya.
Diaz juga menambahkan, pemerintah juga sedang menjajaki kerja sama investasi dengan sejumlah negara, seperti Korea Selatan dan Belanda, untuk menghadirkan teknologi WTE di Indonesia.
Meski begitu, Diaz menekankan solusi paling mendasar tetap berada di tangan masyarakat. Sebab, sampah menggunung harus diselesaikan dari hulu.
“Cara terbaik menangani sampah adalah mengurangi dari hulunya, yaitu dari kita sendiri. Semakin sedikit sampah yang dihasilkan, semakin ringan beban pengolahan,” pungkasnya.
(Kyy/_Usk)