BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan memuntahkan kolom abu tebal setinggi 600 meter pada Minggu 13 Juli. Erupsi ini menjadi peringatan nyata akan potensi bahaya yang terus mengintai kawasan di sekitar gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan terjadi sekitar pukul 05.56 WIB dan teramati secara visual dari pos pemantauan Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
“Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 182 detik,” jelas Yadi Yuliandi.
Meskipun belum ada laporan dampak signifikan terhadap permukiman atau aktivitas warga, PVMBG tetap menetapkan status Gunung Semeru pada Level II atau Waspada.
Baca Juga:
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 8 kilometer dari pusat erupsi di sektor tenggara, serta menghindari daerah aliran sungai (DAS) Besuk Kobokan hingga sejauh 13 kilometer dari puncak gunung.
“Warga juga dilarang beraktivitas di jarak 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan karena masih berisiko terlanda awan panas dan aliran lahar,” imbuh Yadi.
Besuk Kobokan menjadi salah satu jalur utama lahar panas dari Gunung Semeru. Meski erupsi hari ini berskala sedang, potensi longsoran material vulkanik dan lahar hujan tetap menjadi ancaman serius, terutama di musim penghujan.
PVMBG mengingatkan, letusan bisa terjadi sewaktu-waktu dan tanpa tanda awal yang cukup kuat, sehingga kewaspadaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi keselamatan menjadi kunci utama melindungi diri.
(Anisa Kholifatul Jannah)