BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Google akan secara resmi mematikan layanan pemendek URL legendarisnya, goo.gl, yang telah menemani jutaan pengguna internet sejak tahun 2009 pada 25 Agustus 2025.
Keputusan ini bukan hanya soal efisiensi teknologi, tetapi juga menjadi simbol pergeseran besar dalam cara kita berinteraksi dengan dunia maya.
Bukan Sekadar Penutupan Layanan
Penutupan goo.gl berarti lebih dari sekadar mematikan sebuah fitur. Ribuan bahkan jutaan tautan pendek yang pernah dibagikan di blog, presentasi, media sosial, dan email akan berubah menjadi halaman error 404.
Hal ini menyisakan kekosongan digital bagi mereka yang pernah mengandalkan layanan ini untuk membagikan informasi secara ringkas.
Langkah ini juga mencerminkan betapa cepatnya internet berkembang. Apa yang dulu dianggap praktis dan mutakhir, kini dianggap usang dan tidak relevan.
Era Baru: Saat Tautan Pendek Tak Lagi Dibutuhkan
Menurut Google, sebagian besar tautan goo.gl sudah tak aktif selama bertahun-tahun. Kini, dengan hadirnya fitur pemendek otomatis di platform seperti Twitter (X), WhatsApp, dan bahkan browser, pengguna tak lagi membutuhkan layanan eksternal untuk menyederhanakan URL.
Selain itu, cara orang mengakses informasi juga telah berubah. Alih-alih mengklik tautan, pengguna sekarang lebih banyak dijangkau oleh algoritma yang merekomendasikan konten berdasarkan kebiasaan dan preferensi.
Baca Juga:
Google Luncurkan Veo 3 dan Imagen 4 di Google I/O 2025, Revolusi AI Pembuatan Visual Sinematik
Goo.gl: Singkat, Padat, dan Penuh Kenangan
Diluncurkan pada era awal media sosial, goo.gl dulunya adalah senjata andalan bagi para pembuat konten, marketer, bahkan aktivis digital.
Banyak yang masih ingat bagaimana satu tautan pendek bisa menyebar cepat di Twitter atau masuk ke presentasi PowerPoint agar tampak rapi dan profesional.
Kini, semua itu tinggal kenangan. Namun, kenangan yang ikut membentuk cara generasi digital awal membagikan informasi.
Google dan Revolusi Produk
Penutupan goo.gl sejalan dengan strategi besar Google untuk merampingkan layanannya. Selama dua tahun terakhir, raksasa teknologi ini juga telah menghentikan beberapa produk yang dinilai kurang relevan:
– Google Podcast, yang kini digantikan YouTube Music
– Chromecast generasi awal, digantikan perangkat streaming berbasis AI
– VPN by Google One, kini hanya tersedia untuk pengguna Pixel
Langkah ini mencerminkan fokus baru Google pada AI, keamanan digital, dan pengalaman pengguna lintas platform.
Meski goo.gl tutup usia, kebutuhan akan tautan pendek tetap ada, terutama di dunia marketing dan analitik. Beberapa alternatif modern yang bisa digunakan antara lain:
– Bitly – dengan fitur pelacakan klik dan personalisasi tautan
– TinyURL – tetap sederhana seperti goo.gl
– Rebrandly & T2M – menyediakan layanan branding dan statistik mendalam
Penutupan goo.gl bisa dianggap sebagai akhir dari masa di mana internet masih berusaha tampil ringkas dan efisien. Kini, kita memasuki era yang lebih kompleks, di mana data, privasi, kecerdasan buatan, dan pengalaman personal menjadi prioritas.
Di balik 404 error dari tautan-tautan lama, tersimpan kisah perjalanan digital manusia, bagaimana kita dulu membagikan, mencari, dan menyebarkan informasi dalam satu klik pendek.
(Budis)