BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan, selama tahun 2024 Badan Geologi (BG) mencatat telah terjadi sebanyak 31 kejadian gempa bumi merusak di Indonesia.
“Kejadian gempa bumi merusak tahun 2024 diawali dengan gempa bumi di Lebak, Provinsi Banten tanggal 3 Januari 2024 bersumber dari zona intraslab dan diakhiri oleh kejadian gempa bumi Garut, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 7 Desember 2024 bersumber dari sesar aktif,” kata BG dalam keterangan tertulisnya yang diterima Teropongmedia, Rabu (1/1/2025).
Lebih lanjut BG menjelaskan, Kejadian gempa bumi merusak tahun 2024 tidak ada korban jiwa meninggal, namun tercatat 50 orang luka-luka.
Selama tahun 2024 tidak ada kejadian gempa bumi yang mengakibatkan dampak besar, namun beberapa kejadian gempa bumi merusak telah memberikan kepanikan seperti kejadian gempa bumi merusak di Banjar-Tapin, Pulau Bawean, Batang, Berau, Sanggau, Lumajang dan Cianjur.
“Tidak tercatat kejadian tsunami yang dipicu oleh kejadian gempa bumi merusak selama tahun 2024,”katanya.
Demikian juga tidak terjadi bahaya gempa bumi berupa sesar permukaan (fault surface rupture), namun terdapat bahaya ikutan (collateral hazard) berupa likuefaksi tipe siklik pada kejadian gempa bumi Pulau Bawean.
“Kejadian gempa bumi merusak tahun 2024 sebagian besar bersumber dari sesar aktif, dan beberapa bersumber dari zona penunjaman terutama zona intraslab,”ungkap BG.
Sumber gempa bumi merusak zona intraslab terjadi :
- 3 Januari 2024 di Lebak Banten,
- 23 Maret 2024 di Bengkulu Selatan,
- 27 April 2024 di Jawa Barat,
- !5 September 2024 di Jawa Barat,
- 24 September 2024 di Gorontalo.
“Magnitudonya berkisar antara M 5,3 hingga M 6,2. Seperti halnya kejadian gempa bumi merusak tahun 2023, pada tahun 2024 Provinsi Jawa Barat tercatat paling banyak kejadian gempa bumi merusak, yakni 8 dari 31 kejadian gempa bumi merusak dan dominan bersumber dari sesar aktif di darat,” katanya.
BG menjelaskan, Ada hal menarik dari kejadian gempa bumi merusak tahun 2024 yaitu kejadian gempa bumi merusak di Pulau Bawean tanggal 22 Maret 2024 dengan M 6,5 dan bersumber dari sesar Pola Meratus yang selama ini dianggap tidak aktif.
“Selain itu terdapat kejadian gempa bumi merusak di Pulau Kalimantan yang tercatat sebanyak 3 kejadian yaitu tanggal 13 Februari 2024 di Banjar-Tapin (Kalimantan Selatan), 15 September 2024 di Berau (Kalimantan Timur), 22 September 2024 di Sanggau (Kalimantan Barat), semuanya bersumber dari sesar aktif di darat dengan magnitudo berkisar M 4,2 hingga M 5,6,” jelas BG.
BACA JUGA: Gempa M 5,2 Guncang Sukabumi, Tidak Berpotensi Tsunami
Hal menarik lainnya adalah bahwa terdapat kejadian gempa bumi merusak yang tidak bersumber dari zona sesar utama, namun pada tear fault atau bisa disebut sesar antitetik, seperti kejadian gempa bumi merusak tanggal 13 Februari 2024 di Banjar-Tapin (Kalimantan Selatan), 22 Maret 2024 di Pulau Bawean, 07 Juli 2024 di Batang (Jawa Tengah).
“Hal ini tentunya harus menjadi perhatian berkaitan dengan keberadaan tear fault atau sesar antitetik ini,”ungkap BG.
(Usk)