BANDUNG,TM.ID: Fitur Threads, media sosial besutan Meta, telah menarik perhatian banyak orang sejak peluncurannya. Dalam beberapa hari, platform ini berhasil mendapatkan lebih dari 90 juta pengguna. Dalam kompetisi dengan Twitter, fitur Threads menjadi sorotan utama.
Namun, apakah fitur Threads akan bertahan dan tetap populer seperti Facebook dan Instagram, atau justru menghadapi kegagalan? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat beberapa media sosial lainnya yang telah mengalami kejayaan dan kemudian punah. Apakah kamu pernah menggunakan media sosial tersebut?
1. Friendster
Friendster merupakan salah satu pionir media sosial yang didirikan pada tahun 2002 oleh Jonathan Abrams. Pada awal 2000-an, Friendster sangat populer di kalangan anak remaja. Platform ini memungkinkan pengguna untuk membuat profil dan berinteraksi satu sama lain.
Namun, Friendster menghadapi masalah dalam inovasi fitur dan kecepatan loading halaman. Kemunculan Facebook pada tahun 2006 menjadi pukulan berat bagi Friendster. Akhirnya, Friendster beralih menjadi situs gaming sebelum akhirnya tutup secara permanen pada tahun 2015.
2. Path
Path adalah media sosial yang didirikan oleh Dave Morin pada tahun 2010. Keunikan Path terletak pada batasan jumlah teman, yang dibatasi hingga 150 orang. Konsep ini mengikuti teori “Dunbar’s Number” yang menyatakan bahwa manusia memiliki batasan kognitif dalam mempertahankan hubungan sosial yang signifikan dalam kelompok sekitar 150 orang.
Path pernah populer pada tahun 2013 sebagai platform untuk membagikan gambar-gambar lucu dan meme. Namun, persaingan sengit dari Instagram dan Snapchat membuat Path semakin sepi pengguna. Pada bulan Oktober 2018, Path ditutup secara permanen.
3. Google+
Sebagai pemilik mesin pencari terbesar di dunia dan platform YouTube, Google berusaha menciptakan media sosial bernama Google+ untuk bersaing dengan Facebook dan Twitter. Google+ diluncurkan pada tahun 2011 dan awalnya berhasil menarik banyak pengguna aktif.
BACA JUGA: Fitur Threads Instagram akankah Jadi Twitter Killer?
Namun, karena kurangnya fitur yang membedakannya dari media sosial lainnya, pengguna Google+ menjadi enggan menggunakan platform ini. Bahkan, aplikasi Google+ yang telah diinstal pada perangkat Android jarang dibuka oleh pengguna. Akhirnya, Google+ ditutup secara permanen pada tahun 2018.
4. Vine
Vine adalah aplikasi media sosial yang memungkinkan pengguna berbagi video pendek berdurasi enam detik. Aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2012 dan segera diakuisisi oleh Twitter. Meskipun Vine memiliki konsep yang unik, kehadirannya tidak berlangsung lama karena harus kalah bersaing dengan media sosial lain yang menawarkan fitur serupa. Pada tahun 2016, Twitter memutuskan untuk menutup Vine.
5. MySpace
MySpace diluncurkan pada tahun 2003 dan merupakan salah satu pesaing utama Friendster pada masanya. Namun, MySpace mulai kehilangan penggunanya setelah kehadiran Facebook dan Twitter.
Meskipun mengalami perubahan kepemilikan, MySpace bertransformasi menjadi platform hiburan khusus untuk streaming musik. Sebagai media sosial, MySpace sudah tidak aktif lagi, tetapi masih berfungsi sebagai platform hiburan dalam industri musik.
Masa Depan Fitur Threads
Ketika membahas nasib fitur Threads, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Menurut Ari Lightman, seorang profesor media digital di Heinz College, Universitas Carnegie Mellon, Threads memiliki potensi sukses jika Meta (perusahaan di balik Threads) mampu menggabungkan kelebihan dari platform-platform media sosial yang sudah ada.
Mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu, Meta memiliki kesempatan untuk mengatasi volatilitas dan menjadi perusahaan yang matang dalam menghadapi persaingan. Namun, kesuksesan fitur Threads tidak hanya ditentukan oleh upaya Meta sendiri. Faktor-faktor seperti kecepatan loading, inovasi fitur, dan daya tarik bagi pengguna juga berperan penting.
Fitur Threads harus mampu menarik minat pengguna dengan menawarkan pengalaman yang unik dan menarik, tidak sekadar menjadi tiruan Twitter. Jika fitur Threads mampu menciptakan daya tarik yang kuat, platform ini memiliki peluang untuk bertahan dan bahkan bersaing dengan media sosial yang sudah mapan.
(Kaje)