BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Alih-alih meninggalkan kesan positif, event Pocari Sweat Run 2025 justru memicu gelombang kritik dari publik, terutama warga Kota Bandung. Gelaran akbar yang berlangsung 19–20 Juli ini dianggap tidak diorganisasi dengan baik dan justru menimbulkan kekacauan lalu lintas di berbagai titik. Banyak netizen menilai panitia tidak siap menangani skala acara sebesar ini, apalagi dengan rute yang menutup ruas-ruas jalan utama di pusat kota.
Sejak subuh, keluhan warga mulai membanjiri media sosial. Penutupan jalan di beberapa titik seperti Jalan LLRE Martadinata, Supratman, Taman Pramuka, hingga area Kiara Artha Park membuat lalu lintas lumpuh. Beberapa warga terpaksa memutar jauh, bahkan ada yang mengaku gagal sampai ke tempat kerja tepat waktu.
Selain kemacetan, sebagian netizen juga menyoroti kondisi trotoar dan area publik yang dipenuhi cup bekas minuman seusai acara. “Beberapa trotoar penuh sampah cup lari, tolong panitia dan peserta lebih jaga kebersihan kalau bikin acara beginian,” tulis salah satu akun di kolom komentar unggahan @infobandungkota.
Puncaknya, komentar pedas datang dari akun @om.*** yang menulis, “Jika panitia belum siap membuat acara yang proper mending gausa bikin acara di Bandung. Udah tau Bandung tuh jalannya cuma itu-itu aja dan malah bikin acara di pusat kota dengan 15.000 peserta.
Giliran diprotes warga malah protes balik.” Komentar ini mendapat ratusan like dan dukungan dari netizen lain yang merasa senada. Bahkan ada komentar lain yang menuliskan, “Lari mah lari aja, gausa ngorbanin pengguna jalan,” sebagai bentuk kekesalan atas terganggunya aktivitas warga hanya karena sebuah event lari.
Di sisi lain, panitia mengklaim event berjalan sukses karena diikuti lebih dari 16 ribu peserta offline dan puluhan ribu secara virtual. Namun di lapangan, fakta menunjukkan koordinasi yang tidak sepenuhnya matang. Beberapa titik penjagaan tampak kewalahan menghadapi antrean kendaraan dan keluhan pengguna jalan.
Baca Juga:
Lomba Lari Akbar di Bandung Berpotensi Timbulkan Lonjakan Sampah Hingga 100 Persen
Bahkan dalam beberapa video yang beredar, terlihat pelari nyaris bersinggungan dengan pengendara yang frustrasi akibat kebijakan penutupan jalan yang kurang terinformasikan.
Tak hanya dari warga biasa, kritik juga datang dari pengamat tata kota. Ia menyayangkan rute event yang dipusatkan di jantung kota Bandung, tanpa perhitungan realistis terhadap kapasitas jalan yang sempit dan padat aktivitas. Menurutnya, penyelenggara seharusnya lebih mempertimbangkan dampak terhadap mobilitas harian warga Bandung yang tidak semua terlibat atau tertarik pada event ini.
Warganet juga menyoroti kurangnya informasi sebelum hari-H. Banyak warga mengaku tidak mengetahui akan ada penutupan jalan besar-besaran pada pagi hari tersebut. Sosialisasi dinilai minim, bahkan ada yang hanya tahu dari unggahan Instagram sehari sebelum acara dimulai.
Pemerintah Kota Bandung sendiri menyatakan akan mengevaluasi pelaksanaan Pocari Sweat Run tahun ini. Namun sebagian warga terlanjur kecewa dan berharap ke depan penyelenggara lebih bijak dalam memilih lokasi maupun jam pelaksanaan.
Alih-alih menjadi ajang sport tourism yang membawa nama baik kota, Pocari Sweat Run 2025 justru dicap sebagian warga sebagai salah satu event paling mengganggu sepanjang tahun. Karena semegah apa pun acaranya, kalau warga sekitar merasa dikorbankan dan kota ditinggalkan dalam kondisi kotor dan macet, hasil akhirnya tetap dianggap gagal.
Penulis:
Daniel Oktorio Saragih
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Universitas Informatika Dan Bisnis Indonesia (UNIBI)