BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Kondisi ini ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang, yang dapat berdampak pada perkembangan fisik maupun kognitif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan angka stunting adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gizi seimbang serta memanfaatkan potensi pangan lokal yang kaya nutrisi, seperti daun kelor (Moringa oleifera).
Daun kelor dikenal sebagai “superfood” karena kandungan gizinya yang sangat tinggi. Tumbuhan ini mengandung protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, hingga antioksidan yang berperan penting dalam menunjang pertumbuhan anak. Bahkan, kandungan nutrisinya disebut lebih unggul dibandingkan beberapa bahan pangan yang umum dikonsumsi sehari-hari. Dengan potensi tersebut, daun kelor dapat menjadi alternatif sumber pangan lokal yang murah, mudah dijangkau, serta efektif dalam upaya pencegahan stunting.
Baca Juga:
Berangkat dari permasalahan tersebut, Kelompok 12 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Bhakti Kencana melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Mekarwangi pada tanggal 12 Agustus 2025. Fokus kegiatan ini adalah edukasi pencegahan stunting melalui pemanfaatan daun kelor. Program ini diikuti oleh 32 peserta yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, sebagai kelompok yang berperan penting dalam penyediaan asupan gizi keluarga.

Kegiatan KKN ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, di antaranya:
- Sosialisasi dan Edukasi Gizi, Mahasiswa memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai stunting, penyebab, serta dampaknya terhadap tumbuh kembang anak. Materi disampaikan dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami, khususnya oleh para ibu rumah tangga.
- Pengenalan Manfaat Daun Kelo, Peserta diperkenalkan dengan kandungan gizi daun kelor serta manfaatnya bagi kesehatan. Mahasiswa juga memberikan contoh olahan sederhana, seperti teh kelor, sayur bening, hingga bubuk kelor yang bisa ditambahkan ke makanan anak.
- Praktik Olahan Daun Kelo, Untuk memperkuat pemahaman, masyarakat diajak langsung mempraktikkan cara mengolah daun kelor menjadi berbagai menu bergizi. Dengan praktik ini, peserta diharapkan dapat menerapkan secara mandiri di rumah.
- Diskusi dan Pendampingan, Mahasiswa membuka ruang diskusi untuk mendengarkan pengalaman, kendala, maupun pertanyaan seputar pemenuhan gizi anak. Hal ini menciptakan suasana interaktif dan membuat masyarakat lebih termotivasi menjaga kesehatan keluarga.
Hasil dari kegiatan yang digelar pada 12 Agustus 2025 ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya gizi dalam pencegahan stunting. Para peserta, yang mayoritas ibu rumah tangga, mulai menyadari bahwa daun kelor adalah sumber nutrisi yang mudah diperoleh, murah, dan kaya manfaat. Antusiasme terlihat dari keaktifan 32 peserta saat praktik memasak, sekaligus keinginan untuk mengembangkan pemanfaatan daun kelor lebih luas.
Melalui program ini, KKN Kelompok 12 Universitas Bhakti Kencana berharap agar masyarakat Desa Mekarwangi dapat menjadikan daun kelor sebagai salah satu solusi pangan lokal untuk menekan angka stunting. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
Penulis:
Tim Penulis KKN 12 Universitas Bhakti Kencana