BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Saat Juventus berhadapan dengan Real Madrid di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025, ada satu nama yang mungkin membuat mereka menyesal: Dean Huijsen. Bek muda yang pernah dibesarkan di akademi Juventus itu kini tampil impresif sebagai andalan lini belakang Los Blancos.
Huijsen bergabung dengan Madrid setelah sebelumnya sempat berseragam Bournemouth. Klub Inggris itu membelinya dari Juventus seharga 16 juta pounds, lalu menjualnya ke Madrid hanya beberapa bulan kemudian dengan nilai fantastis mencapai 50 juta pounds. Kenaikan harga yang drastis mencerminkan peningkatan performanya. Dalam laga kontra Juventus, Huijsen turun sebagai starter.
Pemain yang sempat menimba ilmu di Malaga ini awalnya ditemukan oleh pencari bakat Matteo Tognozzi. Pada 2021, ia resmi masuk skuad U-17 Juventus. Sayangnya, meski menunjukkan potensi besar, Huijsen tak kunjung mendapatkan tempat di tim utama.
Potensi Besar yang Terabaikan
Sempat dipinjamkan ke AS Roma dan menuai pujian dari Jose Mourinho, Huijsen kembali ke Turin dengan harapan bisa masuk tim inti. Namun kenyataan berkata lain. Juventus memilih menjualnya ke Bournemouth dengan harga yang dianggap terlalu murah, keputusan yang diyakini dilatari tekanan keuangan klub.
Tak butuh waktu lama, Bournemouth menjualnya ke Real Madrid dengan harga lebih dari tiga kali lipat. Banyak pihak mempertanyakan keputusan Juventus, termasuk jurnalis Gianluca Oddenino yang menyebut langkah itu “terlalu terburu-buru dan tidak cerdas.” Dari internal klub sendiri, sejumlah sumber meyakini Huijsen sebenarnya berpeluang jadi sosok penting musim ini.
BACA JUGA:
Real Madrid Libas RB Salzburg 3-0 di Piala Dunia Antarklub 2025
Ditahan Imbang Al Hilal 1-1, Real Madrid Gagal Raih Poin Penuh
Bersinar di Madrid, Juventus Kehilangan Arah
Sejak mengenakan seragam Real Madrid, Huijsen langsung tampil menonjol. Ia tak hanya memperkuat pertahanan, tapi juga mendapat panggilan dari tim nasional Spanyol sebuah bukti perkembangan pesat kariernya.
Sementara itu, Juventus justru kesulitan di sektor pertahanan. Krisis di lini belakang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pemecatan pelatih Thiago Motta pada Maret 2025, jauh sebelum musim kompetisi berakhir.
Di tengah performa apiknya, Huijsen tetap menunjukkan sikap dewasa dan respek terhadap mantan klubnya.
“Saya berterima kasih kepada Juventus, saya belajar banyak di sana,” ucapnya singkat.
Huijsen kini fokus tertuju pada masa depan bersama Real Madrid, yang terlihat semakin cerah dari hari ke hari.
(Hq/Budis)