BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – MotoGP 2025 menyajikan sebuah drama unik, bukan rivalitas antar tim, melainkan persaingan sengit dalam lingkup keluarga.
Di Circuit de Barcelona-Catalunya, Alex Marquez akhirnya keluar dari bayang-bayang kakaknya, Marc Marquez, dengan kemenangan penuh makna.
Selama ini, dunia MotoGP identik dengan dominasi Marc. Tujuh kemenangan grand prix beruntun sejak Aragon hingga Hungaria membuat gelar dunia seolah hanya menunggu waktu.
Namun, cerita berubah di Catalunya. Alex, yang sempat jatuh di Sprint, justru bangkit di balapan utama dan menahan tekanan luar biasa dari kakaknya.
Hasil itu bukan sekadar menambah koleksi kemenangannya, melainkan menegaskan bahwa persaingan internal keluarga Marquez bisa mengubah jalannya musim.
Sejak awal karier, Alex kerap ditempatkan sebagai “adik Marc” ketimbang dirinya sendiri. Latihan keras bersama kakaknya membentuk mental baja, meski lebih sering membuatnya menderita di masa muda.
Kini, justru tempaan itulah yang menjadikan Alex cukup kuat untuk menghadapi duel terberat melawan salah satu pebalap terhebat sepanjang masa.
“Dia selalu menderita lebih banyak ketika kecil karena harus mengikuti ritme saya. Tapi sekarang itu jadi kekuatannya,” ujar Marc, melansir motogp.com, Rabu (10/9/2025).
Kemenangan ini bukan hanya soal angka di klasemen. Ia menjadi simbol bahwa Alex bukan lagi pelengkap cerita sukses kakaknya, melainkan tokoh utama dalam salah satu duel paling emosional di era modern MotoGP.
Di balik drama keluarga, ada pihak yang paling diuntungkan, yakni Ducati. Dengan Alex menghentikan streak Marc, pabrikan Italia tetap menjaga dominasi penuh di MotoGP.
Baca Juga:
Alex Marquez Raih Kemenangan Perdana MotoGP, Ukir Sejarah Keluarga di Jerez
General Manager Ducati Gigi Dall’Igna, menyebut Alex sebagai pebalap “pantas” yang layak menjadi sosok penghenti dominasi.
“Alex mengendalikan balapan seperti seorang juara sejati. Pole, kemenangan, dan lap tercepat—itu akhir pekan terbaiknya di kelas utama,” ungkap Dall’Igna.
Kemenangan Marc di Sprint bahkan memastikan gelar konstruktor keenam beruntun untuk Ducati, sekaligus membuka jalan menuju triple crown. Rivalitas kakak-adik yang berlangsung di lintasan kini berubah menjadi modal emas untuk memperkuat hegemoni Ducati di MotoGP.
Secara matematis, Marc masih tak terkejar di klasemen. Namun, keberhasilan Alex memangkas keperkasaan kakaknya membawa arti lebih luas.
Pertama, publik mendapat tontonan segar, perebutan podium yang kini sarat emosi keluarga. Kedua, Alex berhasil mengunci posisi kedua klasemen dengan selisih 68 poin dari pesaing terdekat, menjadikannya penantang terkuat Marc.
Dengan tujuh balapan tersisa, cerita MotoGP 2025 bukan lagi hanya soal dominasi mutlak Marc Marquez. Ada bab tambahan yang jauh lebih menarik, rivalitas kakak dan adik, yang justru membuat keduanya semakin dekat, sekaligus memberi Ducati musim paling sempurna dalam sejarah mereka.
(Budis)