BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Drama teater musikal saat ini kembali tren di masyarakat terutama kalangan muda (Gen Z). Bandung menjadi salah satu kota yang menunjukkan kebangkitan seni pertunjukan ini.
Dengan banyaknya review positif dari para penonton lewat pendokumentasian video lewat sosial media, menjadi faktor utama meningkatnya minat untuk menyaksikan secara langsung panggung drama teater musikal.
Drama teater musikal kembali menunjukan potensinya yang signifikan untuk membangkitkan minat masyarakat terhadap seni pertunjan teater.
Hal ini terdorong dengan makin banyaknya produksi pertunjukan-pertunjukan bertajuk drama musikal dari berbagai daerah yang ditandai dengan terjual habisnya tiket pertunjukan.
Kolaborasi antara seni peran, musik dan tari merupakan perpaduan yang mudah membangkitkan perasaan dan gampang dicerna.
Hal ini dapat memikat hati para penonton terkhusus gen z. Dengan banyak memberikan pengalaman baru melalui inovasi serta jalan cerita yang relevan, merupakan fondasi utama dalam meningkatnya drama teater musikal di Indonesia.
Dengan banyaknya drama teater musikal di Indonesia seperti Kelurga Cemara dan Joshua Oh Joshua, yang sukses pada tahun 2024.
Bahkan di antaranya ada yang diangkat ke dalam film layar lebar, sebagai bukti peningkatan besar dalam industri drama teater musikal.
BACA JUGA
Teater Lima Wajah Pentaskan Naskah Dhemit, Hampir 1.000 Penonton Gen Z Antusias
Pertunjukan Teater ‘Wawancara dengan Mulyono’ di Kampus ISBI Dijegal?
Drama Teater Musikal di Bandung
Bandung sendiri merupakan salah satu kota yang berperan aktif berkontribusi mengeluarkan karya seni-karya seni, terutama dalam seni pertunjukan teater.
Terbukti dengan antusiasme penonton Gen Z dalam pementasan “Dhemit” diproduksi oleh Teater Lima Wajah. Hampir 1.000 penonton Gen Z antusias mengapresiasi pentas seni drama musikal tersebut.
Komunitas-komunitas seni teater yang masih dan terus berperan aktif dalam perkembangan drama teater musikal di Bandung, di antaranya Barak Teater dan Laskar Panggung.
Mereka berperan aktif mengeluarkan pertunjukan dan naskah setiap tahunnya. Dengan naskah-naskah yang juga memiliki tujuan untuk memberikan pengatahuan kepada masyarakat terutama bagi kalangan remaja.
Bandung sempat menjadi barometer teater di Indonesia. Hal ini juga yang dirindukan oleh komunitas seni. Masyarakat sangat bisa berperan aktif mengapresiasi karya yang ditampilkan.
Namun hal itu juga dapat menjadi dorongan agar para seniman membuat karya yang bermakna positif, kreatif dan juga dapat memberikan pembelajaran bagi semua kalangan.
“Adanya peningkatan dalam ketertarikan masyarakat dalam menonton pertunjukan teater dapat didukung dengan banyaknya prouksi teater musika sekarang ini, karena memang teater musikal itu lumayan mudah dicerna dan menyenangkan,” kata Dado Tisna, salah seorang praktisi seni pertunjukan drama teater musikal di Bandung, kepada Teropong Media.
Dado menambahkan bahwa peningkatan ini dapat memberikan banyak keuntungan pada para kelompok teater. Respon positif ini merupakan angin segar bagi seniman-seniman teater di Bandung.
“Musik atau bahkan lagu sangat bisa membuat memperkuat teks secara emosional maupun ruang yang ingin disampaikan oleh pertunjukan” terang Dado.
Namun, di samping adanya angin segar bagi drama teater musikal, banyak pula tantangan yang harus dihadapi oleh para kelompok teater.
Tantangan tersebut di antaranya minimnya fasilitas pertunjukan untuk mendukung para penggiat seni berekspresi.
Ia berharap semua kalanga, terutama pemerintah, dapat lebih berperan aktif mendukung proses kreatif para seniman untuk menunjuang perkembang budaya dan seni di Indonesia.
Saat ini media dapat berperan aktif dalam memberikan dampak positif bagi berbagai kalangan, terutaman para seniman yang harus bergelut dengan tantangan produksi.
Hal itu dapat membantu dengan memperluas penyebaran informasi secara menyeluruh yang berdampak baik bagi kemajuan dan peningkatan seni budaya Indoneisa.
(Magang UKRI-Andari/Aak)