BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Industri fashion online tengah menghadapi krisis limbah. Setiap tahun, jutaan pakaian dikembalikan karena ukuran yang tidak pas dan tak semuanya kembali ke rak toko.
Banyak di antaranya justru berakhir sebagai sampah tekstil, memperparah jejak karbon industri mode yang sudah tergolong tinggi.
Namun kini, raksasa teknologi Google membawa terobosan baru bernama Doppl, sebuah sistem AI pengukur tubuh berbasis computer vision dan machine learning yang bisa jadi solusi konkret terhadap masalah tersebut.
Bukan sekadar membuat belanja lebih nyaman, Doppl membawa misi lebih besar: membuat industri fashion digital lebih berkelanjutan.
Siklus belanja online yang sering terjadi adalah: beli, coba, kecewa, kembalikan. Riset McKinsey menunjukkan bahwa sekitar 25% pengembalian pakaian terjadi karena ukuran tidak sesuai.
Itu berarti lebih banyak proses logistik, lebih banyak kemasan, dan lebih banyak emisi.
Doppl mematahkan siklus ini. Dengan hanya berdiri di depan kamera smartphone selama 20 detik, pengguna bisa mendapatkan pengukuran tubuh yang sangat akurat, mencakup lebih dari 200 titik tubuh dari bentuk bahu, tinggi tulang pinggul, hingga postur tubuh yang miring.
AI ini bahkan dapat menyesuaikan fit berdasarkan karakter bahan dan perbedaan pola antar merek.
Baca Juga:
Veo Google Program AI Text to Video Saingan Sora!
Doppl memberi visualisasi realistis bagaimana baju akan terlihat dan jatuh di tubuh pengguna. Ini membantu konsumen membuat keputusan lebih tepat sejak awal.
Efeknya? Pengembalian barang menurun, dan itu berarti lebih sedikit truk pengantar kembali, lebih sedikit bahan bakar, dan tentu lebih sedikit limbah pakaian yang dibuang.
“Teknologi ini tak hanya efisien, tapi juga bertanggung jawab. Semakin akurat sistem rekomendasi ukuran, semakin kecil kemungkinan pakaian berakhir sebagai limbah,” ujar seorang analis e-commerce.
Doppl bukan hanya alat pengukur. Sistem ini mempelajari preferensi pengguna dari klik dan histori pencarian. Dalam waktu dua minggu, hasil pencarian fashion akan mulai menyesuaikan gaya personal, warna favorit, hingga cutting yang disukai. Ini mendorong konsumsi yang lebih sadar dan terarah, bukan impulsif.
Google bukan satu-satunya yang mencoba menekan dampak lingkungan dari fashion. Tapi lewat Doppl, mereka menghadirkan cara yang realistis dan mudah diakses, hanya butuh kamera HP dan cahaya yang cukup.
(Budis)