BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melkiades Laka Lena memutuskan untuk menghentikan dan meninjau ulang Proyek tenaga Listrik panas bumi (geothermal) yang sedang berlangsung di Flores, NTT.
Keputusan ini diambil setelah Proyek geothermal mendapatkan penolakan dari kalangan Masyarakat serta keberatan dari otoritas gerja katolik setempat yang menyoroti dampak negatif dari Proyek geothermal tersebut.
Masyarakat dan Gereja menuntut agar proyek geotermal tidak dilanjutkan atau dihentikan karena meresahkan dan menimbulkan kegaduhan. Selain iut proyek ini dinilai membawa dampak buruk bagi penduduk dan lingkungan di sekitar lokasi.
Merespon aspirasi Masyarakat, Melki menyatakan Proyek geothermal ini perlu dikaji ulang secara menyeluruh, dan bisa berujung dihentikan apabila memang diperlukan.
Pernyataan ini disampaikan Gubernur NTT pada Jumat, 4 April, saat melakukan kunjungan ke wisma keuskupan agung Ende di Ndona, Nusa Tenggara Timur
Setelah berdiskusi dengan Uskup Agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden SVD, Melki menilai Proyek geothermal ini untuk tidak dilanjutkan di NTT, terutama di wilayah Flores.
“Dalam pertemuan ini kami membahas berbagai isu Pembangunan di NTT, khususnya di kabupaten Ende, termasuk keberatan dari para uskup se-Nusa Tenggara (Denpasar, Labuan Bajo, Ruteng, Ende, Maumere, dan Larantuka), terkait proyek geothermal”, tulis Melki, di akun Instagram pribadinya.
“Terkait Pembangunan geothermal yang kami diskusikan hari ini, kami menyadari banyak kekurangan karena sejak awal didesaian kurang baik,” tulis melki.
BACA JUGA:
Pemanfaatan Energi Terbarukan: Panas Bumi Supply 20 Persen Listrik Lampung
Menuju Net Zero 2060, Indonesia Targetkan 73,6% Listrik dari Energi Terbarukan
Gubernur Melki juga berkomitmen untuk memanggil para pihak yang terlibat dalam proyek geothermal ini.
“Geothermal yang sudah berjalan agar dibenahi dan diperbaiki. Semua yang akan dibangun disepakati di-pending dulu. Pembangunan geothermal harus aman. Jika tidak aman sebaiknya tidak ada geothermal di wilayah ini,” tulis Melki.
Respon Forum Komunikasi dan Advokasi
Ketua Umum Forum Komunikasi dan Advokasi Komunitas Flobamora (FKKF) Jakarta Marselinus Ado Wawo mengapresiasi sikap Gubernur NTT yang mau merespon tuntutan masyarakat.
“Kami mengapresiasi sikap Gubernur NTT yang mengoreksi proyek pembangunan geothermal di Flores, karena proyek tersebut telah mengakibatkan kerusakan lahan pertanian produktif, pencemaran lingkungan, termasuk sungai dan sumber air minum warga. Bahkan senk-senk rumah penduduk di sekitar lokasi proyek menjadi rusak akibat karat,” kata Marsel dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (9/4/2025), dikutip dari Investor.id.
FKKF menilai kebutuhan primer seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah yaitu pemenuhan pangan yang merupakan sumber utama bagi kehidupan Masyarakat. Dalam skala kebutuhan, pangan menrupakan kebutuhan utama bagi Masyarakat.
Sementara untuk pemenuhan Listrik, FKKF menyampaikan seharusnya dapat dilakukan dengan alternatif lain berupa pemanfaatan sinar matahari, angin, biomassa, dan energi baru terbarukan lainnya.
(Raidi/Aak)