JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani, tak surut dari kontroversi. Belakangan, muncul sebuah rekaman video yang mengejutkan jagat maya, wanita dengan wajah yang percis dengan Puan sedang asyik berpesta dengan teman-teman sebayanya diduga mabuk minum-minuman keras.
Wanita yang telah mengemban tugas sebagai pimpinan lembaga legislator itu sebanyak dua periode, memang tak luput dari sorotan publik karena sejumlah kontroversi yang mencuat ke permukaan.
Untuk diketahui, berikut beberapa peristiwa kontroversial yang sempat melibatkan namanya, dihimpun dari berbagai sumber:
1. Ucapan soal Sumatera Barat dan Pancasila
Salah satu kontroversi pertama yang mencuat adalah saat Puan menyampaikan harapan terkait Sumatera Barat dalam sebuah rapat virtual pengumuman calon kepala daerah yang diusung PDIP pada Pilkada 2020.
“Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila,” ujar Puan pada Rabu, 2 September 2020, usai mengumumkan pasangan calon dari PDIP.
Pernyataan tersebut menuai reaksi keras, termasuk dari organisasi Persatuan Pemuda Mahasiswa Minang (PPMM), yang melaporkan Puan ke pihak berwenang dua hari kemudian. Menurut salah satu perwakilan PPMM bernama David, ucapan Puan dianggap telah menyinggung masyarakat Minangkabau.
“Substansi pernyataan Puan cuma memang ingin memperkeruh suasana di ranah Minang, yang mana kalau ditarik lagi, PDIP tidak pernah bisa menang. Jadi mungkin ada kekesalan sehingga timbul pernyataan tersebut,” kata David di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 4 September 2020.
BACA JUGA:
Viral! Wanita Diduga Puan Asyik Party Tenteng Gelas, Netizen: Ngebir?
Ia juga menambahkan, “Jadi jangan sembarang Puan ngomong. Itu yang kami tekankan,” seraya membawa bukti berupa rekaman suara dan tangkapan layar berita.
2. Dugaan Matikan Mikrofon Saat Interupsi
Puan kembali jadi sorotan saat memimpin rapat paripurna pengesahan UU Cipta Kerja pada 5 Oktober 2020. Ia diduga menonaktifkan mikrofon ketika anggota DPR dari Partai Demokrat, Irwan (Irwan Fecho), sedang menyampaikan interupsi. Aksi tersebut terekam kamera dan sempat menjadi viral di media sosial.
Dalam rekaman, terdengar Irwan berkata, “Menghilangkan hak-hak rakyat kecil. Kalau mau dihargai tolong ha..”, sebelum suaranya mendadak terputus usai Puan tampak menekan tombol.
Aksi ini mengundang kecaman, termasuk dari elite Partai Demokrat Andi Arief yang menulis di Twitter: “Anggota Fraksi Demokrat sedang bicara, tiba-tiba mic dimatikan. Dulu kau menangis saja kami berikan tampungannya dalam wajan-wajan penghormatan. Puan Maharani.”
Ketegangan terjadi karena Demokrat menolak pengesahan UU Cipta Kerja dan melayangkan sejumlah interupsi yang akhirnya berujung pada aksi walk out dari ruang sidang.
3. Dianggap Abaikan Interupsi Anggota DPR
Kontroversi lainnya terjadi dalam rapat paripurna ke-9 masa sidang kedua pada 8 November 2021, di mana Puan dinilai mengabaikan interupsi dari anggota DPR saat penutupan sidang terkait pelaporan hasil uji kelayakan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Meski seorang anggota dewan dari Fraksi PKS, Fahmi Alaydroes (A432), berulang kali menyampaikan interupsi, Puan tetap melanjutkan penutupan dan mengetuk palu.
Anggota tersebut terdengar melontarkan kritik usai sidang ditutup: “Gimana mau jadi capres, hak konstitusi kita saja gak dikasih.”
Situasi di ruang sidang sempat memanas setelah komentar itu, dan Utut Adiyanto dari PDIP terlihat mendekati anggota tersebut sebelum keduanya meninggalkan ruangan.
4. Menolak Interupsi dalam Pengesahan RUU IKN
Saat DPR mengesahkan RUU tentang Ibu Kota Negara pada 18 Januari 2022, Puan kembali menuai kritik karena menolak permintaan interupsi dari anggota dewan sesaat sebelum pengambilan keputusan.
Dalam momen itu, Puan bertanya, “Kami akan menanyakan kepada setiap fraksi apakah RUU tentang Ibu Kota Negara dapat disetujui?”
Saat seorang anggota mencoba menyela dengan berkata, “Interupsi ibu ketua,” Puan langsung menanggapi, “Ya, nanti interupsi setelah ini ya bapak-bapak. Karena dari 9 fraksi, 1 (fraksi) yang tidak setuju. Artinya bisa kita sepakati bahwa 8 fraksi setuju dan artinya bisa kita setujui, setuju ya,” sebelum mengetuk palu.
Meskipun kembali dipercaya menjabat sebagai Ketua DPR RI, perjalanan politik Puan Maharani selama lima tahun ke depan kemungkinan besar akan terus dalam pengawasan publik, terutama setelah berbagai kontroversi yang pernah mencuat selama masa jabatan sebelumnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah rekaman video memperlihatkan pesta (party) ibu-ibu di dalam kamar hotel mewah, dengan salah satu sosok disebut-sebut sebagai Ketua DPR RI, Puan Maharani, viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @voxafilemedia, disebut Puan terumbar asyik party.
“Puan Maharani terciduk,” kata keterangan dalam video itu, dikutip Selasa (09/09/2025).
“Party ibu-ibu konglomerat di Room VIP,” tambahnya.
Terlihat wanita yang diduga Puan itu sedang menikmati acara gemerlap itu bersama wanita lain yang tampak sebaya.
Bahkan, wanita tersebut mengangkat gelas yang berisi minuman berspekulasi pada bir beralkohol.
Video berdurasi kurang lebih dari satu menit itu telah menuai 15,3 ribu suka dan 3,732 komentar dari netizen.
Sontak saja, video wanita yang diduga Puan dinarasikan party itu segera menuai reaksi beragam netizen.
“Ngebir?,” tulis komentar akun @ken*****
“UU Perampasan Aset pantes GK digubris,” saut komentar akun @isa***
“Enak bgt ya mereka seneng2 diatas penderitaan rakyat,” kata netizen lain mengakhiri
(Saepul)