BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Telkom University melalui Centre of Excellence DICTUM (Digital Media, Culture and Humanities) bekerjasama dengan Lembaga KEMITRAAN melalui program Estungkara sukses menyelenggarakan acara “Perempuan Adat: Peluang dan Tantangan” yang dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai kalangan, termasuk dosen, mahasiswa, wartawan, dan masyarakat umum.
Sebagai bagian dari program DICTUM, acara bertajuk DIORAMA atau Diskusi Korupsi, Perempuan dan Media ini bertujuan untuk menggali lebih dalam peran perempuan adat dalam masyarakat serta tantangan yang mereka hadapi di era modern.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Dekan Fakultas Komunikasi dan Ilmu Sosial Telkom University, Ade Irma Susanty, Ph.D., dan Program Manajer KEMITRAAN Moch. Yasir Sani. Mereka menekankan pentingnya peran perempuan adat dalam menjaga budaya dan tradisi, serta perlunya dukungan untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
Tujuan utama dari acara ini adalah untuk mengidentifikasi peran dan fungsi perempuan adat, membahas isu-isu kesetaraan gender, memaparkan temuan terkait kekerasan seksual, serta memberikan platform bagi perwakilan masyarakat adat untuk berbagi pengalaman.
Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk menyusun rekomendasi praktis yang dapat diimplementasikan oleh masyarakat adat, pembuat kebijakan, dan organisasi terkait.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli, termasuk Prof. Dr. Chye Retty Isnendes dari Universitas Pendidikan Indonesia yang membahas peran dan fungsi perempuan tradisional pada masyarakat adat di Sunda dan Baduy. Narasumber lainnya adalah Dr. Catur Nugroho dari Telkom University yang mengupas tentang kehidupan perempuan penenun di masyarakat adat Batak Toba.
Selain itu, perwakilan dari KEMITRAAN memaparkan hasil riset terkait kekerasan seksual terhadap perempuan adat, dan perwakilan masyarakat adat berbagi pengalaman mengenai situasi dan kehidupan mereka. Diskusi interaktif dipandu oleh Anggian Lasmarito P., M.A., dosen Prodi S1 Ilmu Komunikasi Telkom University, berlangsung interaktif dengan partisipasi aktif dari seluruh peserta. Diskusi ini memberikan refleksi dan telaah terkait realitas fenomena perempuan adat dalam perspektif peluang dan tantangan.
Kegiatan ini merupakan kerjasama CoE DICTUM, FKS Telkom University dan KEMITRAAN melalui program Estungkara. Program ini bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang inklusif di Indonesia bagi masyarakat adat khususnya perempuan, anak, dan disabilitas serta kelompok minoritas lainnya.
Estungjara turut mendorong kesetaraan dan keadilan gender, dan inklusi sosial. Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai peran perempuan adat dan mendorong kesetaraan gender.
Dengan adanya diskusi dan pemaparan dari para narasumber, diharapkan dapat ditemukan solusi praktis untuk mendukung perempuan adat dalam menjalankan peran mereka. Harapannya, acara ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat adat dan pembuat kebijakan, serta menginspirasi partisipasi aktif dari pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
(Dist)