Dibalik Viralnya Daging Kucing Sembuhkan Diabetes, Ini Bahaya yang Mengintai

Bahaya daging kucing
Bahaya daging kucing. (pixabay)

Bagikan

BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Beredarnya vidio viral mengenai seorang bapak kos yang makan kucing, dengan alasan untuk menyembuhkan diabetes, baru-baru ini menggemparkan publik. Namun, apakah kucing bisa sembuhkan diabetes? berikut ini adalah sejumlah bahaya yang mengintai jika makan daging kucing.

Secara umum, daging kucing tidak termasuk kedalam kategori daging yang layak dikonsumsi oleh manusia. Sehingga, tidak ada jaminan keamanan pangan dan tidak ada standarisasi pemotongan yang diterapkan

Berdasarkan undang-undang kucing merupakan hewan peliharaan, seperti yang tercantum pada UU No. 41 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 18 Tahun 2009 mengenai Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Berdasarkan undang-undang di atas, terdapat perbedaan antara ternak dan hewan peliharaan.

Mengonsumsi daging kucing bukanlah solusi untuk mengatasi penyakit seperti diabetes. Justru, tindakan ini dapat menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.

Penelitian berjudul Consumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implications (2015) menunjukkan bahwa mengonsumsi daging kucing sangat berisiko bagi manusia.

Bahaya Konsumsi Daging Kucing

Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat konsumsi daging kucing:

1. Risiko Infeksi Toksoplasmosis

Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Kucing merupakan inang utama bagi parasit ini, yang berkembang biak di saluran usus mereka. Meski infeksi ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada manusia, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terkena efek samping serius.

Parasit ini juga dapat menyebabkan pembentukan kista dalam tubuh, yang berpotensi menimbulkan penyakit serius di masa mendatang. Khususnya bagi ibu hamil atau yang berencana untuk hamil, infeksi ini dapat ditularkan melalui plasenta, meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, atau masalah kesehatan serius pada bayi.

2. Risiko Penyakit Lyme

Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi atau Borrelia mayonii, yang disebarkan melalui gigitan kutu kucing. Meskipun kucing tidak menularkan Lyme langsung ke manusia, kutu yang berpindah dari kucing ke manusia dapat menyebabkan infeksi.

Gejala penyakit Lyme meliputi demam, sakit kepala, kelelahan, dan ruam kulit khas yang dikenal sebagai eritema migrans. Walaupun dapat diobati, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang.

3. Risiko Kontaminasi Daging

Karena kucing bukanlah hewan ternak atau hewan yang dikonsumsi, dagingnya tidak memiliki standarisasi keamanan pangan. Mengonsumsi daging non-ternak dapat berisiko menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi bakteri pada daging, yang dikenal sebagai meat borne disease.

Beberapa infeksi yang bisa timbul dari kontaminasi ini meliputi tuberculosis, brucellosis, salmonellosis, staphylococcal meat intoxication, taeniasis, trichinosis, hingga clostridiosis.

4. Infeksi Bakteri Clostridium Botulinum

Salah satu bahaya serius dari mengonsumsi daging kucing adalah risiko infeksi bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini dapat menghasilkan racun yang sangat berbahaya, yaitu toksin botulinum, yang dapat memicu kondisi botulisme.

Infeksi botulisme, meski jarang terjadi, bisa sangat serius dan bahkan mematikan. Bakteri Clostridium botulinum dapat tumbuh dan menghasilkan racun dalam makanan yang terkontaminasi. Spora yang dihasilkan oleh bakteri ini tahan panas dan tersebar luas di lingkungan, terutama dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen).

Gejala botulisme meliputi sembelit, kehilangan nafsu makan, kelemahan, hingga kehilangan kendali atas gerakan kepala secara tiba-tiba. Jika tidak segera diobati, infeksi ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan berujung pada kematian.

BACA JUGA: Ironi Hari Kucing se-Dunia yang Diwarnai Kasus Bapak Kos Pemakan Kucing

Mengonsumsi kucing bukanlah solusi yang tepat untuk mengobati diabetes, justru terdapat berbagai masalah dan bahaya lain yang timbul, jika mengonsumsinya. Lebih cermatlah dalam memilih obat untuk mengatasi penyakit, dan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

 

(Virdiya/Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Hobi mengupil
Hobi Ngupil Bisa Berisiko?
Jonatan Christie
Takluk dari Antonsen, Jonatan Christie Runner-Up China Masters 2024
Dapat Gelar Man Of The Match Hingga Pimpin Viking Clap
Dapat Gelar Man Of The Match Hingga Pimpin Viking Clap, Kevin Mendoza Sampaikan Isi Hatinya
Mateo Kocijan absen
Dapat 4 Kartu Kuning, Mateo Kocijan Terpaksa Absen 1 Pertandingan
C2ED7629-D0C4-40F7-ADC5-E2406CEE1D5A
Gunung Dempo Meletus, Jalur Evakuasi Warga Disiapkan
Berita Lainnya

1

7 Fakta Penting Pernikahan Nissa Sabyan dan Ayus yang Menghebohkan Publik

2

Password Wifi MCD Terbaru 2024!

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat

5

Tespek Positif Belum Tentu Hamil? Ini Penjelasannya
Headline
Verstappen Masuk Daftar Legenda Formula 1
Raih Gelar Juara Dunia, Verstappen Masuk Daftar Legenda Formula 1
Bojan Hodak Singgung Kerasnya Lapangan Stadion GBLA
Dedi Kusnandar Mengalami Cedera, Bojan Hodak Singgung Kerasnya Lapangan Stadion GBLA
Gubernur Bengkulu Ikut Terjaring OTT KPK
Gubernur Bengkulu Ikut Terjaring OTT KPK
Ini Alasan Persib Memarkir David da Silva
Dan Terjadi Lagi, Ini Alasan Persib Memarkir David da Silva