BANDUNG,TM.ID: Film “Di Ambang Kematian” menjadi sorotan utama penonton, menggugah rasa ingin tahu karena kabarnya terinspirasi dari kisah nyata. Diceritakan melalui perspektif Nadia, dengan penulis utama @JeroPoint, film ini menciptakan ketegangan dengan cerita tentang pesugihan Kandang Bubrah yang memakan korban keluarga secara brutal.
Namun, seiring dengan popularitasnya, muncul pertanyaan seputar kebenaran kisah ini dan apakah Kota Sidoarjo benar-benar menjadi saksi perjanjian mengerikan ini. Meskipun film ini menggambarkan peristiwa tragis pada tahun 2001, dengan latar Kota Sidoarjo, validitas kisah ini masih menjadi misteri.
Tanpa validasi yang jelas, pertanyaan tentang sejauh mana kisah ini nyata tetap mengemuka. Instagram resmi @diambangkematianfilm tidak memberikan klarifikasi, menambah misteri seputar kebenaran kisah ini.
Sukses Menghipnotis Penonton
Sutradara dalam film ini yaitu Azhar Kinoi Lubis, penulis skenarionya Erwanto Alphadullah dan JeroPoint. Ini merupakan prestasi luar biasa dengan menarik 1,5 juta penonton dalam 13 hari penayangannya. Dengan pencapaian ini, film “Di Ambang Kematian” menghadapi tantangan dapatkah ia menggeser posisi “Sewu Dino,” saingannya yang juga mengangkat tema pesugihan?
“Di Ambang Kematian” tidak hanya memikat penonton dengan kisahnya, tetapi juga melalui jajaran pemain dan kru yang berbakat. Dibintangi oleh Taskya Namya, T. Rifnu Wikana, Wafda Saifan Lubis, Kinaryosih, Giulio Parengkuan, Elly D. Luthan, Faras Fatik, Raya Adena Syah, dan Andi Bersama, film ini menjanjikan pengalaman sinematik yang mendalam.
BACA JUGA: Sinopsis Film Di Ambang Kematian, Diambil dari Kisah Nyata!
Sinopsis
Film ini mengisahkan pasangan suami istri di Jawa Timur yang terlibat dalam pesugihan setiap 10 tahun sekali dengan Iblis. Iblis meminta tumbal dalam bentuk nyawa keluarga. Ibu Nadia menjadi korban pertama dalam cara yang mengerikan, menyelam ke dalam air mendidih pada tahun 2002.
Kejadian ini menciptakan rentetan teror bagi Nadia dan kakaknya, Yoga. Tragedi menyusul hingga Yoga ditemukan mati secara mengerikan di tahun 2012, dimangsa oleh Iblis berkepala kambing. Nadia, tinggal bersama Ayahnya, harus menghadapi ancaman serupa. Keberanian dan nasibnya menjadi pusat cerita yang penuh ketegangan.
“Di Ambang Kematian” menghadirkan kisah yang mencekam, namun pertanyaan seputar kebenaran kisah nyata atau fiksi masih menggantung. Keberhasilan film ini dalam menarik perhatian penonton menjadi tantangan bagi pesaingnya, menambah kompleksitas di dunia horor Indonesia. Hanya waktu yang akan menjawab apakah kisah pesugihan Kandang Bubrah ini akan mengukir sejarah dalam perfilman tanah air.
(Kaje/Usamah)