Desa Nepal Diberi Julukan “Lembah Ginjal” Lantaran Menjual Organ Dalam!

Penulis: hafidah

Nepal Ginjal
(istockphoto)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Desa Hokse di Nepal dikenal sebagai “Lembah Ginjal” karena sejarah kelamnya banyak penduduk yang menjual ginjal mereka karena kemiskinan ekstrem.

Kisah Kanchha dan Ram, dua pria yang menjual ginjal mereka demi kebutuhan finansial dan kini menderita akibat efek samping operasi, menjadi gambaran nyata tragedi ini.

“Tidak mungkin menghitung berapa banyak yang telah melakukannya,” kata Kanchha, seperti mengutip dari Sky News pada (1/4/2024).

Selama bertahun-tahun, calo telah membujuk warga Hokse untuk menjual ginjal mereka, meskipun praktik ini ilegal. Banyak yang merasa dieksploitasi, bahkan ada yang meninggal akibat operasi tersebut.

Meskipun upaya dilakukan untuk menghentikan praktik ini, kemiskinan yang parah kembali memicu krisis kesehatan, dan perdagangan ginjal terus berlanjut.

BACA JUGA : Misteri Penyakit Tidur di Desa Kalachi, Kazakhstan: Sleepy Hollow di Dunia Nyata

Migrasi Buruh dan Risiko Kesehatan Baru

Meningkatnya jumlah warga Nepal yang bekerja di luar negeri, terutama di negara-negara Teluk dan Malaysia, juga menimbulkan masalah baru. Banyak pria muda yang tadinya sehat kembali ke Nepal dengan masalah ginjal serius, diduga akibat paparan panas ekstrem dan dehidrasi parah.

Suman (31), yang terdesak secara finansial dan emosional, menjual ginjalnya di India dengan imbalan 3.000 poundsterling (sekitar Rp 60 juta). Pengalamannya menggambarkan betapa menyakitkan dan berisikonya praktik ini.

Perdagangan organ ilegal juga menjadi masalah besar di India, dipicu oleh kesenjangan besar antara permintaan dan pasokan organ. Dokter dan rumah sakit pun terlibat dalam praktik ilegal ini.

Perdagangan organ merupakan masalah global yang serius. Diperkirakan satu dari 10 transplantasi organ di dunia berasal dari perdagangan ilegal.

Di Hokse, meskipun penduduk setempat berusaha menghentikan praktik ini, kemiskinan memaksa banyak orang untuk mengambil risiko ekstrem demi memperbaiki kehidupan mereka.

 

 

(Hafidah Rismayanti/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Youtube Batasi Video
YouTube Uji Tampilan Baru Tanpa Tanggal Upload dan Jumlah Views, Transparansi Dikorbankan?
arctis_nova_3_black_pdp_tiles_comfortmax_2
SteelSeries Arctis Nova 3 Wireless Resmi Rilis, Manjakan Para Gamer dengan Dual Konektivitas
sapi kurban kabur - Instagram Tana Datar Net
Sapi Kurban Kabur Sembunyi di Kafe di Batusangkar, Pengunjung Berhamburan
sapi kurban tanah datar
Kakek 80 Tahun Tewas Ditendang Sapi Kurban di Tanah Datar
lokasi Longsor tambang Gunung Kuda Cirebon ditutup
Tambang Gunung Kuda Cirebon Ditutup Total, Warga Dilarang Mendekat! Ini Alasannya
Berita Lainnya

1

Artbound, Metode Pendidikan Karakter Berbasis Seni dan Budaya

2

Harganya Hampir Rp 200 Juta? Pemain Timnas Dapat Hadiah Jam Rolex dari Prabowo

3

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

4

Pemkot Bandung Intensif Pantau Kurban dan Pastikan Sehat, Halal, dan Merata Hingga Hari Tasyrik

5

Erwin Sembelih Sapi Kurban dari Presiden dan Wali Kota Bandung: Ini Amanah yang Penuh Makna 
Headline
Erwin Sembelih Sapi Kurban dari Presiden dan Wali Kota Bandung: Ini Amanah yang Penuh Makna 
Erwin Sembelih Sapi Kurban dari Presiden dan Wali Kota Bandung: Ini Amanah yang Penuh Makna 
Persib Resmi Melepas Satu Striker Asingnya 
Persib Resmi Melepas Satu Striker Asingnya 
Pemkot Bandung Intensif Pantau Kurban dan Pastikan Sehat, Halal, dan Merata Hingga Hari Tasyrik
Pemkot Bandung Intensif Pantau Kurban dan Pastikan Sehat, Halal, dan Merata Hingga Hari Tasyrik
Warga Diminta Pilah Sampah Selama Libur Iduladha
Bandung Tanpa TPS, Warga Diminta Pilah Sampah Selama Libur Iduladha

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.