Dari Langit hingga Menara Keheningan, Ini Ritual Pemakaman Unik di Berbagai Belahan Dunia

Penulis: hafidah

Pemakaman Unik
(istockphoto)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kematian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Setiap budaya memiliki cara tersendiri untuk menghormati atau pemakaman unik untuk melepas kepergian anggota keluarganya yang telah meninggal.

Di Indonesia, pemakaman umumnya dilakukan dengan penguburan, sementara di Bali, tradisi Ngaben menjadi ciri khas.

Namun, ternyata di berbagai belahan dunia, terdapat beragam ritual pemakaman yang unik dan menarik. Berikut beberapa contohnya:

1. Pemakaman Langit (Sky Burial) di Tibet

Tradisi pemakaman langit ini dipraktikkan oleh masyarakat Tibet yang beragama Buddha. Mereka percaya bahwa cara ini mengirimkan jasad menuju surga.

Dalam ritual ini, jasad ditinggalkan di ruang terbuka atau alam bebas, dan tak jarang dipotong-potong. Hal ini mengundang burung nasar untuk memakan jasad.

Keluarga dan para pengantar jasad membiarkan jiwa orang yang meninggal pergi, sekaligus memberikan tubuhnya kepada burung-burung sebagai kebaikan terakhir. Di Tibet, burung nasar dianggap hewan suci.

2. Famadihana di Madagaskar

Famadihana, tradisi unik dari Madagaskar, bisa diartikan sebagai “menari dengan orang mati”. Warga Madagaskar membuka makam orang yang telah meninggal beberapa tahun lalu dan membungkusnya kembali dengan pakaian penguburan yang baru. Setiap kali orang mati mendapat bungkusan baru, mereka juga mendapat tarian baru di dekat makam.

Tradisi ini juga dikenal sebagai “pembalikan tulang” yang bertujuan untuk mempercepat pembusukan dan mendorong arwah orang yang meninggal agar segera menuju alam baka.

3. Pemakaman Air (Water Burial) di Negara-negara Nordic

Masyarakat di negara-negara Nordic memiliki keyakinan bahwa jasad harus dikembalikan kepada para dewa. Mereka menempatkan jasad ke dalam peti mati di atas tebing yang menghadap ke air.

Terkadang, mereka juga menempatkan jasad dalam “kapal kematian” di sepanjang sungai atau melarungnya ke laut.

4. Parade Pemakaman di Varanasi, India

Di Varanasi, India, merayakan kehidupan orang yang meninggal dilakukan dengan mengarak orang mati di jalan-jalan. Jasad didandani dengan warna-warna yang menonjol, kemudian dipercik dengan air dari Sungai Gangga dan dikremasi.

Hal ini diyakini sebagai upaya mendorong jiwa yang meninggal mencapai keselamatan dan mengakhiri siklus reinkarnasi.

5. Menara Keheningan (Tower of Silence) di Zoroastrian

Dalam tradisi Zoroastrian, mayat diyakini mengotori segala sesuatu yang disentuhnya, termasuk tanah dan api. Oleh karena itu, mereka menempatkan jasad di atas Menara Keheningan, agar tidak menghalangi orang hidup yang bisa ternoda olehnya.

Tradisi ini mirip dengan pemakaman langit, di mana jasad dibiarkan dimakan oleh burung nasar. Selain itu, jasad juga diguyur dengan air seni banteng untuk membersihkan tubuh.

6. Manik-manik dari Abu di Korea Selatan

Di Korea Selatan, sebagian besar tradisi pemakaman adalah kremasi. Namun, beberapa keluarga menjadikan abu jasad yang telah dikremasi menjadi manik-manik.

Manik-manik ini memiliki sedikit kilau dan berbagai warna, mulai dari merah muda hingga hitam. Keluarga biasanya menempatkan manik-manik ini di dalam vas kaca atau piring, yang kemudian menjadi pusat perhatian di dalam rumah.

BACA JUGA : Makna Hingga Alat Musik Tari Kuda Lumping Warisan Budaya Jawa

7. Tradisi Pemakaman di Filipina

Tradisi pemakaman di Filipina sangat beragam. Misalnya, masyarakat Tinguian mendandani orang yang meninggal dengan pakaian paling mewah dan mendudukkan jasad di kursi, dengan rokok yang menyala di bibir jasad.

Masyarakat Benguet menutup mata orang yang meninggal sebelum menempatkannya di kursi di pintu masuk rumah.

Sementara itu, masyarakat Cebuano mendandani anak-anak yang menghadiri pemakaman dengan warna merah untuk mengurangi kemungkinan mereka melihat hantu.

Di wilayah Sagada, masyarakat menampilkan peti mati yang digantung di tebing untuk membawa jiwa orang mati lebih dekat ke surga.

Beragam ritual pemakaman unik di berbagai negara ini menunjukkan betapa beragamnya budaya dan kepercayaan manusia dalam menghadapi kematian.

 

(Hafidah Rismayanti/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
diskon tol
Diskon Tarif Tol untuk 110 Juta Orang, Pemerintah Siapkan Anggaran
IMG-20250309-WA0146-3348867044
Magomed Ankalaev Geram, Sindir Alex Pereira yang Terus Menghindar
Head Over Heels
tvN Bocorkan Poster dan Sinopsis Drakor Head Over Heels
Hijab Gen Z
Viral! Gaya Hijab Gen Z Ini Tuai Hujatan
IMG_1596
Menteri PKP Minta Kantor BP2P Jawa II Jadi Percontohan Nasional
Berita Lainnya

1

Suasana Asri di Pesawahan Kaki Gunung Malabar.

2

Polres Garut Tangkap Oknum Guru Ngaji, Diduga Cabuli 10 Anak di Cikajang

3

LPA Jabar Soroti Kebijakan Anak Sekolah Masuk jam 6 Pagi

4

Gunung Tangkuban Parahu Mengalami Peningkatan Aktivitas Gempa Vulkanik

5

Strategi Meningkatkan Pertumbuhan Bisnis UMKM
Headline
Tunjangan Guru Madrasah Cair Sebelum Lebaran
Mulai Juli 2025, Jam Masuk Sekolah di Jawa Barat Ditetapkan Pukul 06.30 WIB
Max-Verstappen-200-Grand-Prix-1187694081
Verstappen di Ujung Tanduk, Dihantui Regulasi Penalti Larangan Balapan
gunung tangkuban perahu
Aktivitas Gempa Gunung Tangkuban Perahu Meningkat, Masyarakat Diminta Jangan Panik
Satgas Antipremanisme, Farhan: Cicendo Termasuk Wilayah Beling
Soal Covid-19, Wali Kota Bandung: Sejauh Ini Terkendali

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.