Dari Langit hingga Menara Keheningan, Ini Ritual Pemakaman Unik di Berbagai Belahan Dunia

Pemakaman Unik
(istockphoto)

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kematian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Setiap budaya memiliki cara tersendiri untuk menghormati atau pemakaman unik untuk melepas kepergian anggota keluarganya yang telah meninggal.

Di Indonesia, pemakaman umumnya dilakukan dengan penguburan, sementara di Bali, tradisi Ngaben menjadi ciri khas.

Namun, ternyata di berbagai belahan dunia, terdapat beragam ritual pemakaman yang unik dan menarik. Berikut beberapa contohnya:

1. Pemakaman Langit (Sky Burial) di Tibet

Tradisi pemakaman langit ini dipraktikkan oleh masyarakat Tibet yang beragama Buddha. Mereka percaya bahwa cara ini mengirimkan jasad menuju surga.

Dalam ritual ini, jasad ditinggalkan di ruang terbuka atau alam bebas, dan tak jarang dipotong-potong. Hal ini mengundang burung nasar untuk memakan jasad.

Keluarga dan para pengantar jasad membiarkan jiwa orang yang meninggal pergi, sekaligus memberikan tubuhnya kepada burung-burung sebagai kebaikan terakhir. Di Tibet, burung nasar dianggap hewan suci.

2. Famadihana di Madagaskar

Famadihana, tradisi unik dari Madagaskar, bisa diartikan sebagai “menari dengan orang mati”. Warga Madagaskar membuka makam orang yang telah meninggal beberapa tahun lalu dan membungkusnya kembali dengan pakaian penguburan yang baru. Setiap kali orang mati mendapat bungkusan baru, mereka juga mendapat tarian baru di dekat makam.

Tradisi ini juga dikenal sebagai “pembalikan tulang” yang bertujuan untuk mempercepat pembusukan dan mendorong arwah orang yang meninggal agar segera menuju alam baka.

3. Pemakaman Air (Water Burial) di Negara-negara Nordic

Masyarakat di negara-negara Nordic memiliki keyakinan bahwa jasad harus dikembalikan kepada para dewa. Mereka menempatkan jasad ke dalam peti mati di atas tebing yang menghadap ke air.

Terkadang, mereka juga menempatkan jasad dalam “kapal kematian” di sepanjang sungai atau melarungnya ke laut.

4. Parade Pemakaman di Varanasi, India

Di Varanasi, India, merayakan kehidupan orang yang meninggal dilakukan dengan mengarak orang mati di jalan-jalan. Jasad didandani dengan warna-warna yang menonjol, kemudian dipercik dengan air dari Sungai Gangga dan dikremasi.

Hal ini diyakini sebagai upaya mendorong jiwa yang meninggal mencapai keselamatan dan mengakhiri siklus reinkarnasi.

5. Menara Keheningan (Tower of Silence) di Zoroastrian

Dalam tradisi Zoroastrian, mayat diyakini mengotori segala sesuatu yang disentuhnya, termasuk tanah dan api. Oleh karena itu, mereka menempatkan jasad di atas Menara Keheningan, agar tidak menghalangi orang hidup yang bisa ternoda olehnya.

Tradisi ini mirip dengan pemakaman langit, di mana jasad dibiarkan dimakan oleh burung nasar. Selain itu, jasad juga diguyur dengan air seni banteng untuk membersihkan tubuh.

6. Manik-manik dari Abu di Korea Selatan

Di Korea Selatan, sebagian besar tradisi pemakaman adalah kremasi. Namun, beberapa keluarga menjadikan abu jasad yang telah dikremasi menjadi manik-manik.

Manik-manik ini memiliki sedikit kilau dan berbagai warna, mulai dari merah muda hingga hitam. Keluarga biasanya menempatkan manik-manik ini di dalam vas kaca atau piring, yang kemudian menjadi pusat perhatian di dalam rumah.

BACA JUGA : Makna Hingga Alat Musik Tari Kuda Lumping Warisan Budaya Jawa

7. Tradisi Pemakaman di Filipina

Tradisi pemakaman di Filipina sangat beragam. Misalnya, masyarakat Tinguian mendandani orang yang meninggal dengan pakaian paling mewah dan mendudukkan jasad di kursi, dengan rokok yang menyala di bibir jasad.

Masyarakat Benguet menutup mata orang yang meninggal sebelum menempatkannya di kursi di pintu masuk rumah.

Sementara itu, masyarakat Cebuano mendandani anak-anak yang menghadiri pemakaman dengan warna merah untuk mengurangi kemungkinan mereka melihat hantu.

Di wilayah Sagada, masyarakat menampilkan peti mati yang digantung di tebing untuk membawa jiwa orang mati lebih dekat ke surga.

Beragam ritual pemakaman unik di berbagai negara ini menunjukkan betapa beragamnya budaya dan kepercayaan manusia dalam menghadapi kematian.

 

(Hafidah Rismayanti/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
demo grab
Ramai Aksi Ojol di Sejumlah Kota, Wamenaker Bakal Buat Aturan Baru
perusahaan diana potong gaji karyawan karena sholat jumat-2
MPR Desak Usut Tuntas Kasus Potong Gaji Karyawan Karena Salat Jumat
gibran mundur
Gibran Didesak Mundur, PSI Pasang Badan!
Menteri PKP Tolak Alih Fungsi Sawah untuk Perumahan
Menteri PKP Tolak Alih Fungsi Sawah untuk Perumahan
penyebab kolaps
Dialami Ricky Siahaan Sebelum Manggung, Apa Penyebab Kolaps?
Berita Lainnya

1

Farhan Bakal Lanjutkan Program Buruan Sae dan Kang Pisman

2

Ridwan Kamil Resmi Lapor Polisi, Begini Curhatan Lisa Mariana

3

Kompetisi Askot PSSI Kota Bandung Bertajuk Piala Persib Resmi Dibuka

4

Jemaah Haji Harus Punya BPJS Kesehatan, Bagaimana Jika Tidak Aktif?

5

Link Live Streaming Everton vs Manchester City Selain Yalla Shoot
Headline
Demi Hindari Pemeriksaan Dana Rp 33 M, Bendahara KPU Buru Maluku Bakar Kantor
Demi Hindari Pemeriksaan Dana Rp 33 M, Bendahara KPU Buru Maluku Bakar Kantor
KKP Larang Pelaku Usaha Lakukan Privatisasi Pantai
KKP Larang Pelaku Usaha Lakukan Privatisasi Pantai
Dua Desa di Sumedang Diterjang Angin Puting Beliung
Dua Desa di Sumedang Diterjang Angin Puting Beliung
Barcelona
Dramatis, Barcelona Menang Tipis 1-0 Atas Celta Vigo di La Liga 2024/2025

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.