Dampak Ekonomi dari Pembangunan Fly Over Sitinjau Laut

Penulis: agus

Pembangunan flyover Sitinjau Lauik. (Foto: Istimewa)

Bagikan

JAKARTA.TM.ID: Pengamat Ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang, Waket SDGS Center Unand, Sri Maryati menyoroti pembangunan jalan layang atau flyover Sitinjau Lauik.

Jembatan itu akan menghubungkan jalur utama Padang-Solok Sumatera Barat. Ditargetkan mulai dibangun 2024 dengan anggaran sekitar Rp 4,8 triliun.

Sri menyebutkan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang datang ke Sumatera Barat di hari Rabu (2/11) lalu, mengungkapkan kalau pembangunan flyover Sitinjau Lauik harus segera dipersiapkan di tahun 2023.

Pada tahun 2024 mendatang, proses lelang bakal dilakukan dan saat ini desain terbaru fly over yang disetujui sudah berada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

BACA JUGA: Fakta The Geong Limpakuwus, Jembatan Kaca Banyumas yang Pecah

“Hal positif dari pembangunan Fly over adalah dapat menyelesaikan permasalahan mobilitas serta aksebilitas guna peningkatan kinerja lalu lintas yang disebabkan oleh peningkatan kecepatan lalu lintas pada Fly over, sehingga mengurangi kemacetan dan memperpendek waktu tempuh,” kata Sri kepada Teropongmedia.id, Kamis (16/11/2023).

Hal ini juga akan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak bagi kendaraan, baik pengangkuta orang maupun barang. Dengan demikian keberadaan flyover akan semakin meningkatkan efektifitas dan efisiensi aktivitas ekonomi dan sosial kemasyarakatan lainnya.

Namun drmikian, kata Sri  patut diperhatikan aspek negatif dari pembangunan Fly over yaitu dapat menimbulkan kawasan kumuh apabila penghuni liar tidak dapat dikendalikan dan kawasan dibawah Fly over yang digunakan sebagai tempat parkir ataupun para PKL yang tidak tertata.

Ketersediaan infrastruktur jalan Flyover di kota Medan dimana terdapat 3 (tiga) flyover  sepanjang tahun 2009-2015 (Sitepu A, 2019) berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap produktivitas ekonomi, dimana ada perbedan siginifkan pendapatan sebelum dan sesudah adanya flyover.

Artinya ada perbedaan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan flyover dimana msyarakat yang dapat memanfaatakn keberadaan inftrastuktur ini mengalami peningakatan pendapatan sedangkan mereka yang tidak dapat memanfaatkannya mengalami penurunan karena terpaksa harus pindah dari lokasi usaha mereka yang dijadikan jalur flyover.

Jadi Tantangan dan Harapan

Sitinjau Lauik merupakan tanjakan ekstrem dengan pemandangan indah di Jalan Raya Padang-Solok, masuk dalam kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Ruas jalan sepanjang kurang lebih 15 kilometer ini dikenal dengan tikungannya yang ekstrem.

“Di kawasan ini para pengguna jalan  dituntut untuk berkonsentrasi dan focus dalam mengendara karena akan melalui banyak tikungan dan tanjakan yang cukup curam,” ucap Sri.

Secara geografis, jalur ini termasuk area yang berada pada ketinggian, sehingga pada lokasi dan titik tertentu terutama di kawasan Panorama I akan dapat dibikmati pemandangan yang indah yakni ,hamparan kota Padang dengan pantai dan lautnya yang membiru.

BACA JUGA: Kemen PUPR Dorong Tingkatkan Perekonomian Lokal di Rest Area Jalan Tol

Namun, karena jalur ini banyak yang belum memiliki pembatas jalan sementara sering dilalui mobil-mobil bermuatan besar. Akibat beban berat dari muatan kendaraan yang selalu melintas di atas permukaannya, menyebabkan jalan Sitinjau Lauik rawan terjadi longsor dan kecelakaan mobil ukuran besar dengan beban yang sangat berat.

Untuk itu rencana pembangunan flyover yang sudah sampai pada penyusunan rancangan secara tekhnis, menjadi harapan bagi masyarakat Sumatera Barat khususnya dan para pengguna jalan lainnya untuk segera  terwujud sehingga aktivitas ekonomi, sosial dan aktivitas kemasyarakatan lainnya dapat dilakukan dengan lebih lancer dan nyaman.

Pembangunan flyover sitinjau laut harus memperhatikan berbagai potensi dampak yang bakal ditimbulkan mengingat kawasan ini berada di kawasan hutan lindung, namun sangat padat dengan lalu lintas.

Sementara itu, kajian terkait dampak pembangunan pembangunan secara ekonomi, sosial dan lingkungan harus sudah dilakukan dengan tepat dan cermat.

“Maksimalkan dampak positif dan minimalkan dampak negative, sehingga keberdaannya menjadi energi positif pendorong peningkatan ekonomi daerah di semua lapangan usaha,” tutupnya.

Laporan wartawan Jakarta :  Agus Irawan

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Ular Tanah Teror Badui, 28 Warga Digigit 2 Meninggal
salon parkir sembarangan
Parkir Sembarangan di Depan Salon Orang, Pemobil Malah Balik Ngamuk
Akhmad Marjuki
Akhmad Marjuki Tawarkan Kedekatan Humanis Lewat Media Sosial
Akhmad Marjuki
Akhmad Marjuki Ungkap Rahasia Sukses, Kerja Keras Aja Nggak Cukup?
Cinta Brian Gisel
Cinta Brian dan Gisel Bikin Heboh di Pernikahan Luna Maya, Beneran Jadian?
Berita Lainnya

1

Link Live Streaming Persib vs PS. Barito Putera Selain Yalla Shoot

2

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

Adu Kuat 5 Kandidat Wakil Ketua LPS
Headline
Perahu Tradisional Pengangkut Sembako Meledak di Pelembang
Perahu Tradisional Pengangkut Sembako Meledak di Pelembang, Empat Orang Hilang, Tiga Luka-luka
Kemenangan Barito Putera Atas Persib Harus Sirna Akibat Ulah Yuswanto Aditya
Kemenangan Barito Putera Atas Persib Harus Sirna Akibat Ulah Yuswanto Aditya
ibu bawang (2)
Polisi Seret Pelaku Hajar Ibu-Ibu Pencuri Bawang di Pasar Boyolali
hasto kpk
Sidang Hasto Tegang, Pengacara Keberatan pada KPK!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.