Cerita Mahasiswa UGM Raih Penghargaan SDG Pioneer 2024 dari UN Global Compact

Editor: Vini

Lucia Karina
(dok. UGM)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Anggota Faculty Advisory Board (FAB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Lucia Karina, berhasil meraih penghargaan SDG Pioneer 2024 dari United Nations (UN) Global Compact.

Karina menjadi satu-satunya penerima penghargaan asal Indonesia sekaligus salah satu dari dua perwakilan kawasan Asia Pasifik.

Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas dedikasi dan kontribusinya dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Sebagai Direktur Public Affairs, Communication, and Sustainability di Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, Karina dinilai berhasil mengembangkan inisiatif ekonomi sirkular yang mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi inklusif.

Program WASH+

Salah satu program andalannya, WASH+, tidak hanya menyediakan akses air bersih dan menjaga kelestarian sumber daya air, tetapi juga memberdayakan UMKM di sepanjang rantai pasok, sekaligus melibatkan ribuan pekerja pengelola sampah, yang disebut sebagai Punaryoddha.

“Penghargaan ini adalah hasil dari kerja keras, dedikasi, dan kolaborasi seluruh tim CCEP Indonesia dan mitra kami dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam operasional bisnis,” ungkap Karina, mengtip laman resmi UGM, Rabu (20/11/2024).

Ia menambahkan penghargaan tersebut semakin memperkuat keyakinannya bahwa bisnis dapat menjadi kekuatan untuk menciptakan kebaikan.

Menurutnya, integrasi konsep prosperity, people, dan planet yang seimbang, ditopang oleh partnership dan peace, dapat menciptakan nilai luar biasa bagi seluruh pemangku kepentingan.

Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan ini tidak bisa dicapai tanpa sinergi dari berbagai pihak.

“Kita membutuhkan kolaborasi pemerintah yang visioner, akademisi yang inovatif, masyarakat sipil yang kritis, dan komunitas yang aktif. Sinergi ini adalah kunci keberlanjutan sejati,” jelasnya.

Kolaborasi dengan FEB UGM untuk Masa Depan Berkelanjutan
Karina juga membuka peluang kolaborasi dengan FEB UGM untuk memperkuat dampak dari inisiatif keberlanjutan yang telah dijalankan.

Mahasiswa dapat terlibat melalui riset perilaku konsumen, studi model bisnis sirkular, kampanye perubahan perilaku, hingga pendampingan kewirausahaan bagi mitra UMKM.

Sementara itu, dosen diharapkan dapat memberikan masukan strategis dan pandangan kritis untuk memperkuat desain serta implementasi program.

“Kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan FEB UGM dalam memperluas dampak inisiatif ini,” ujarnya.

Strategis FAB FEB UGM

Ia juga menyoroti peran strategis FAB FEB UGM sebagai think tank yang dapat mengembangkan kurikulum berbasis keberlanjutan serta mendorong penelitian dan program inkubasi bisnis sosial yang berorientasi pada aspek ESG (Environment, Social, Governance).

Sebagai bagian dari kontribusinya di FAB, Karina berencana membawa tiga inisiatif utama, yaitu kepemimpinan keberlanjutan, platform inovasi berkelanjutan, dan pengintegrasian konsep keberlanjutan dalam budaya kampus.

Ia pun mengajak mahasiswa dan sivitas akademika FEB UGM untuk berani mengambil peran dalam menciptakan perubahan.

“Setiap individu punya potensi besar untuk menciptakan dampak positif. Jangan ragu memulai langkah kecil, karena setiap kontribusi, sekecil apa pun, bisa membawa kita pada masa depan yang lebih baik. If not you, then who? If not now, then when?” tegasnya.

Apresiasi FEB UGM

Wakil Dekan FEB UGM Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bayu Sutikno, S.E., M.S.M., Ph.D., menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian Karina sebagai SDG Pioneer 2024.

Menurutnya, prestasi ini menegaskan peran FEB UGM dalam pembangunan berkelanjutan melalui kontribusi positif yang diberikan oleh seluruh komunitas akademika, alumni, dan FAB.

“FEB UGM turut berbangga atas pencapaian ini. Hal ini semakin memperkuat posisi kami sebagai institusi yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tuturnya.

BACA JUGA: UGM Kembangkan Alat Praktis Deteksi Babi dalam Makanan

Lucia Karina dan FEB UGM kini bersiap untuk menjadikan keberlanjutan sebagai inti dari transformasi pendidikan dan bisnis di Indonesia, membuka jalan bagi generasi muda untuk terus melangkah menuju masa depan yang lebih baik.

 

(Virdiya/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Screenshot_20250617_223359_Gallery
Kolaborasi Seskoad dan Pemkot Bandung Wujudkan Zona Bebas Sampah
Energi Hijau
Indonesia Teken 3 MoU dengan Singapura, Perkuat Kolaborasi Energi Hijau
wamentan komisaris pupuk indonesia
Wamentan Diangkat Jadi Komisaris Utama Pupuk Indonesia
korupsi ekspor CPO
Kasus Korupsi Ekspor CPO, Kejagung Sita Rp11,8 T dari Wilmar Group
pesawat saudia airlines
Saudia Airlines Dapat Teror Bom, Menko Polkam Minta TNI-Polri Usut
Berita Lainnya

1

Komunikasi Visual di Era Digital: Klinik Permata Jati Garut Perkuat Peran Media Sosial Lewat Program PKM UNIBI

2

Ketangguhan Zarco Tak Bisa Tutupi Luka Honda, Aleix Espargaro Buka-bukaan Masalah RC213V

3

Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia

4

Jangan Kaget! Peredaran Batu Bara China di Indonesia Makin Meluas

5

Terbukti Lakukan Pelanggaran Berat, Malut United Pecat Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena
Headline
Meletus Erupsi Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki - Dok PVMBG
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Dahsyat! Semburkan Abu Vulkanik 10.000 Meter
sengketa 4 pulau-1
Prabowo Resmi Putuskan Kembalikan 4 Pulau ke Aceh
rumah subsidi 18 meter persegi
Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Dinilai Bukan Standar Manusia
Trump Umumkan Tarif Impor Baru, Indonesia Kena 32 Persen
Kecewa Pada Apple, Donald Trump Luncurkan Smartphone T1

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.