BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Tim Instrumentation and Energy Research Community (IMERCY) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan kontribusinya di bidang pertanian melalui inovasi teknologi.
Merekan melakukan instalasi alat Soil Quality Monitoring Version 2 (SQyM V2) di Desa Plaosan, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Call For Research (CFR) UNAIR.
SQyM V2 dirancang sebagai alat pemantau kualitas tanah yang mampu memberikan rekomendasi tindakan berbasis data kepada petani. Teknologi ini memanfaatkan tiga algoritma machine learning, Decision Tree (DT), Random Forest (RF), dan Artificial Neural Network (ANN), untuk mengklasifikasikan kondisi tanah berdasarkan tujuh parameter: kandungan nitrogen, fosfor, kalium, kelembapan, pH, TDS, dan salinitas.
Penggunaan SQyM V2 turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin 2 (Tanpa Kelaparan), 9 (Inovasi dan Infrastruktur), 15 (Ekosistem Daratan), dan 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Petani dan pemerintah desa menyambut baik penerapan teknologi ini, karena dinilai dapat meningkatkan efisiensi pengolahan lahan dan hasil pertanian secara berkelanjutan.
Untuk mendukung akurasi, Tim IMERCY juga melakukan uji laboratorium di Laboratorium Sumberdaya Lahan Agroteknologi UPN Veteran Jawa Timur, guna menganalisis sampel tanah berdasarkan tiga kategori: rendah, sedang, dan tinggi.
SQyM V2 bekerja dengan sensor NPK, menggunakan panel surya sebagai sumber daya dan ESP8266 sebagai mikrokontroler. Data yang dikumpulkan diproses melalui cloud server, lalu dimasukkan ke dalam model algoritma yang diuji akurasinya menggunakan Confusion Matrix dan Accuracy Score. Hasil terbaik ditampilkan pada perangkat ESP32 dan dapat diakses melalui layar alat maupun smartphone petani.
Baca Juga:
Minyak Jelantah Disulap Jadi Pelapis Pintar, Mahasiswa UNAIR Sabet Juara Nasional
Ubah Limbah Jadi Solusi, Mahasiswa UNAIR Raih Emas di Ajang Inovasi Dunia
“Dari hasil evaluasi, algoritma Artificial Neural Network (ANN) terbukti memberikan akurasi paling tinggi dalam menyusun rekomendasi,” jelas Ibnu Andhika, perwakilan tim IMERCY, melansir laman Unair.
Melalui SQyM V2, IMERCY berharap teknologi ini dapat menjadi solusi praktis bagi petani dalam mengelola lahan secara lebih cerdas dan efisien, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
(Virdiya/Budis)