BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok @BGsanu pada Senin (10/3/2025) menghebohkan publik. Video tersebut diklaim sebagai bukti dokumentasi brankas penyimpanan uang hasil korupsi di Pertamina.
Dalam unggahan tersebut, disertakan narasi provokatif: “Baru kali ini merasakan korban langsung dari tindakan korupsi.”
Unggahan ini dengan cepat menjadi viral, ditonton lebih dari 90 ribu kali, serta mendapatkan lebih dari 1.100 tanda suka. Namun, benarkah video ini memang terkait dengan kasus korupsi di Pertamina?
BACA JUGA:
CEK FAKTA: Erick Thohir Dicopot Prabowo karena Korupsi Pertamina
Cek Fakta : Hollywood Sign Terbakar Akibat Kebakaran Hutan Los Angeles?
Hasil Investigasi Fakta
Tim Cek Fakta Teropongmedia.id melakukan penelusuran terhadap keaslian video tersebut menggunakan teknologi pencarian visual Google Lens.
Hasil pencarian mengarah ke beberapa sumber yang menunjukkan bahwa video ini bukanlah dokumentasi kasus korupsi di Pertamina. Melainkan memiliki konteks yang berbeda.
Pencarian lebih lanjut mengarah pada unggahan dari akun Instagram “fesbukbanten” yang pernah membagikan video serupa pada November 2024.
Dalam unggahan tersebut, disertakan keterangan bahwa video tersebut sebenarnya adalah bagian dari artikel pemeriksaan fakta terkait klaim tentang penggeledahan ruangan staf khusus eks Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie.
Lebih lanjut, Teropongmedia.id menemukan bahwa video tersebut sebelumnya telah dikaji dalam artikel berjudul “[SALAH] Video Tumpukan Uang di Ruang Staf Khusus Eks Menkominfo Budi Arie”, yang diterbitkan pada November 2024.
Hasil investigasi menunjukkan bahwa video itu sebenarnya berasal dari dokumentasi pengusutan tindak pidana atas kasus Duta Palma Group pada Oktober 2024.
Dengan kata lain, video ini sama sekali tidak berkaitan dengan dugaan kasus korupsi di Pertamina.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, klaim yang menyebutkan bahwa video tersebut merupakan bukti brankas penyimpanan uang hasil korupsi di Pertamina tidak benar. Video ini telah diedarkan dengan konteks yang salah dan digunakan secara menyesatkan.
Fenomena seperti ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima serta membagikan informasi di media sosial. Sebelum mempercayai suatu klaim, penting untuk memverifikasi sumber dan mencari informasi dari media kredibel agar tidak terjebak dalam hoaks atau misinformasi.
(Hafidah Rismayanti/Budis)