BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah unggahan yang beredar luas di media sosial Facebook belakangan ini telah menimbulkan keresahan di kalangan orang tua.
Unggahan tersebut mengklaim bahwa vaksin Human Papillomavirus (HPV) memiliki efek samping berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai kondisi serius seperti mandul, rahim kering, menopause dini, gangguan otak, kanker, autoimun, hingga kematian mendadak.
Narasi provokatif tersebut bahkan mengimbau para orang tua untuk membuat perjanjian tertulis dengan pihak sekolah atau pondok pesantren guna mengantisipasi “pasukan D4JJ4L” yang disebut akan menjebak anak-anak mereka dengan vaksin ini.
Narasi yang Beredar:
“AWAS, PARA ORANG TUA. VAKSIN MEMATIKAN AKAN KEMBALI DIPAKSAKAN MASUK DARAH ANAK2 KALIAN. Efek Vaksin HPV * Mandul* Rahim Kering * Menopause Dini* Kanker * Masalah Otak * Autoimun* Meninggal Dunia0 *DATANGI KEPSEK ANAK2 KALIAN & KIAYI PONPES, CEPAT Lakukan PERJANJIAN TERTULIS, Satu Dimiliki Ortu dan Satunya lagi Dimiliki Kepsek / Kiayi. Untuk Antisipasi Pasukan D4JJ4L MENJEBAK ANAK2MU TIBA2..!”
Baca Juga:
CEK FAKTA: Program Transmigrasi ke IKN
CEK FAKTA: PM Israel Netanyahu Umumkan Akan Hancurkan Indonesia Setelah Iran
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran fakta dan keterangan dari sumber-sumber terpercaya, narasi yang menyatakan vaksin HPV dapat menimbulkan efek samping berbahaya seperti mandul hingga kematian adalah TIDAK BENAR atau HOAKS.
Kementerian Kesehatan melalui situs resminya telah memastikan bahwa vaksin HPV aman untuk digunakan dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Efek samping yang mungkin terjadi hanya bersifat ringan dan sangat jarang, biasanya hanya pada individu yang memiliki alergi terhadap komponen tertentu dalam vaksin.
Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, secara tegas membantah isu tersebut. Dilansir dari ANTARA, Prof. Yudi menyatakan bahwa klaim yang menyebut vaksin HPV menyebabkan kemandulan, rahim kering, atau menopause dini hanyalah mitos belaka dan tidak didukung oleh fakta ilmiah.
“Terkait dengan apakah vaksin HPV itu dihubungkan dengan kemandulan dan lain sebagainya, dengan menopause dini dan sebagainya, itu boleh kita katakan hanya mitos. Tidak fakta,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung tuduhan tersebut.
Kantor berita ANTARA sendiri telah melakukan cek fakta dan membantah narasi serupa terkait potensi kemandulan akibat vaksinasi HPV. Hal ini pernah termuat dalam artikel mereka yang berjudul “Vaksin HPV picu menopause dini pada anak perempuan, benarkah?”.
Unggahan Facebook yang menyebarkan informasi mengenai efek samping berbahaya vaksin, termasuk kemandulan, rahim kering, menopause dini, gangguan otak, kanker, autoimun, hingga kematian mendadak, adalah HOAKS.
Informasi yang benar adalah bahwa vaksin HPV telah terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi Human Papillomavirus, yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi informasi kesehatan dari sumber resmi dan terpercaya.
(Hafidah Rismayanti/Budis)