BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jagat media sosial kembali diramaikan dengan sebuah unggahan kontroversial. Kali ini, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri disebut-sebut membuat sayembara berhadiah fantastis Rp16 miliar untuk buktikan Ijazah Jokowi.
Hadiah itu konon akan diberikan kepada siapa pun yang berhasil membuktikan bahwa ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi, adalah palsu.
Narasi yang diunggah melalui platform X (sebelumnya Twitter) ini dengan cepat menjadi perbincangan hangat. Dalam unggahan tersebut, disebutkan:
“Terjawab sudah mengapa mereka ngotot bilang ijasah Jokowi itu palsu, biar menang sayembara 16 Milyar. Ternyata cuma demi duit. Padahal Megawati buat sayembara itu, karena tau ijasah Jokowi Asli. Jadi tidak akan ada pemenang sayembara ini, wkwk”
Baca Juga:
Hasil Cek Fakta
Unggahan ini lantas memicu spekulasi liar di ruang digital. Banyak netizen yang penasaran dan bertanya-tanya benarkah Megawati menggelar sayembara sebesar itu hanya untuk membuktikan keaslian ijazah Jokowi?
Untuk meluruskan informasi yang simpang siur, Tim cek Fakta Teropongmedia.id segera melakukan konfirmasi kepada pihak yang berwenang. Juru Bicara PDI Perjuangan, Chico Hakim, akhirnya angkat suara untuk memberikan klarifikasi.
Dalam pernyataannya, Chico Hakim menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
“Tidak benar,” kata Chico kepada ANTARA.
Penegasan dari Chico ini menjadi pernyataan resmi partai dan menutup pintu spekulasi yang terus berkembang. Ia menyebut bahwa tidak ada sayembara seperti yang ramai diperbincangkan.
Dengan demikian, kabar mengenai Megawati yang konon menyediakan hadiah Rp16 miliar untuk membuktikan dugaan ijazah palsu Jokowi, hanyalah informasi palsu yang menyesatkan publik.
Perlu diketahui, kasus tudingan mengenai ijazah palsu Presiden Jokowi sendiri memang tengah ditangani oleh pihak berwenang. Hingga saat ini, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri telah menyelidiki sebanyak 26 saksi terkait laporan tersebut.
Namun proses hukum berjalan secara profesional dan tidak ada sangkut pautnya dengan sayembara atau hadiah uang seperti yang beredar di media sosial.
Fenomena hoaks semacam ini sebenarnya bukan hal baru di dunia maya. Di tengah riuh politik dan opini publik, informasi yang tidak terverifikasi memang sering kali dimanfaatkan untuk membentuk persepsi tertentu.
Inilah pentingnya verifikasi sebelum menyebarkan informasi, apalagi yang menyangkut tokoh bangsa dan isu sensitif seperti keaslian dokumen pendidikan Presiden.
Dengan klarifikasi ini, publik diharapkan bisa lebih cerdas memilah informasi dan tidak ikut menyebarkan kabar bohong yang bisa menyesatkan.
Jadi, buat yang sempat terpancing dengan iming-iming hadiah miliaran dari sayembara fiktif ini saatnya berhenti percaya dan pastikan info yang kamu sebarkan itu valid dan terpercaya.
(Hafidah Rismayanti/Budis)