BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan beredarnya foto seekor anak babi bermata satu yang lahir di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Beberapa warganet bahkan mengaitkannya dengan tanda-tanda hari kiamat, menimbulkan berbagai spekulasi dan kekhawatiran di masyarakat.
Namun, benarkah kemunculan hewan ini merupakan pertanda akhir zaman? Berikut fakta yang sebenarnya!
Heboh di Media Sosial
Unggahan tentang anak babi bermata satu ini ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial, terutama Facebook. Beberapa akun membagikan foto hewan tersebut dengan keterangan yang sensasional, seperti:
“Viral! Seekor babi bermata satu menyerupai Dajjal, pertanda kiamat sudah dekat.”#sorotan #fotoviral #kiamat #fyp
Tak pelak, unggahan ini langsung menarik perhatian banyak orang dan menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Namun, sebelum termakan hoaks, mari kita telusuri fakta ilmiahnya.
Cek Fakta Babi Mata Satu Sindrom Cyclopia
Berdasarkan beberapa informasi yang ada, anak babi bermata satu ini diketahui milik seorang warga bernama Samuel di Desa Oelami, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT. Hewan tersebut lahir pada (15/2/2025) dan sayangnya tidak bertahan lama setelah lahir.
Kapolsek Miomaffo Timur, Ipda Aris Salama, membenarkan kejadian tersebut. Namun, tidak ada unsur mistis atau tanda-tanda supranatural di balik kelahiran babi ini. Para ahli kedokteran hewan pun angkat bicara untuk menjelaskan fenomena langka ini.
Dosen Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo, menyebut bahwa anak babi ini kemungkinan besar mengalami sindrom cyclopia, yaitu kelainan genetik langka yang menyebabkan janin lahir dengan satu mata di bagian tengah wajah. Sindrom ini tidak hanya terjadi pada hewan, tetapi juga bisa terjadi pada manusia.
BACA JUGA:
CEK FAKTA: Presiden Prabowo Minta Kepala Daerah dari PDIP yang Tak Ikut Retret untuk Mundur
CEK FAKTA: Klaim Pembuatan dan Perpanjangan SIM-STNK Gratis
Bagaimana Sindrom Cyclopia Terjadi?
Menurut Slamet, cyclopia terjadi karena adanya gangguan pada tahap awal pertumbuhan janin. Secara normal, janin yang berkembang akan memiliki prosencephalon (bagian otak depan) yang membelah menjadi dua bagian, sehingga bola mata juga terbentuk menjadi kanan dan kiri.
Namun, pada janin yang mengalami cyclopia, proses ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akibatnya, bola mata gagal membelah dan hanya berkembang menjadi satu di bagian tengah wajah.
Selain itu, bayi yang lahir dengan sindrom ini sering kali mengalami kelainan lain, seperti tidak memiliki hidung dan mengalami gangguan sistem saraf yang fatal.
Karena kelainan ini memengaruhi otak dan organ penting lainnya, bayi dengan sindrom cyclopia umumnya tidak mampu bertahan hidup lama, hanya beberapa jam atau hari setelah lahir.
Fenomena anak babi bermata satu di NTT bukanlah tanda kiamat atau pertanda mistis lainnya. Melainkan kondisi medis langka yang dikenal sebagai sindrom cyclopia.
Para ilmuwan dan pakar kedokteran hewan telah menegaskan bahwa kelainan ini terjadi akibat gangguan pada tahap perkembangan janin, bukan karena faktor gaib.
Di era digital seperti sekarang, penting bagi kita untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi tanpa mencari fakta yang valid terlebih dahulu.
Jika menemukan berita viral yang terdengar aneh atau mencurigakan, selalu lakukan pengecekan dari sumber-sumber terpercaya sebelum mempercayainya.
(Hafidah Rismayanti/Aak)