BANDUNG,TM.ID: Sebagian orangtua mungkin menganggap sepele atau tabu dalam menyampaikan edukasi seks pada anak dan remaja. Sementara itu, pendidikan seksual sebaiknya kita berikan sejak dini. Namun, bagaimana cara menyampaikan edukasi seks untuk anak dan remaja?
Pentingnya Edukasi seks anak dan remaja
Pada hakikatnya, anak dan remaja sama-sama membutuhkan edukasi seks sejak dini. Melansir dari Journal of The American Academy of Pediatrics, anak-anak dan remaja perlu menerima pendidikan yang akurat tentang seksualitas.
Hal ini diperlukan agar mereka mengetahui bagaimana perilaku seksual yang sehat serta mencegah terjadinya pelecehan seksual.
Jangan sampai anak Anda telanjur mendapatkan informasi yang kurang tepat seputar seks dari sumber yang tidak valid, misalnya teman sebaya atau internet.
Anak dan remaja juga perlu tahu bahwa sebagai orangtua, Anda bisa berdiskusi seputar topik tersebut dengan mereka.
Ketika anak sudah mendapatkan edukasi seks sejak dini, di masa remaja ia pun tidak merasa canggung dan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Apalagi, ketika anak sekolah sudah memasuki tahap perkembangan remaja, biasanya ia mempunyai pertanyaan yang lebih spesifik mengenai seks.
Selanjutnya, Hal yang perlu Orangtua perhatikan adalah bagaimana cara menyampaikan dengan tepat baik di usia dini maupun saat masuk usia pubertas.
Berikut poin-poin penting yang perlu disampaikan saat memberikan edukasi seks pada anak dan remaja.
1. Bagian tubuh dan fungsinya
Studi Adolescent Sexuality and The Media menunjukkan, semakin sering anak terekspos dengan gambar seksual di media, akan lebih besar pula keterlibatan mereka dalam perilaku seksual sejak usia sangat muda.
Walaupun begitu, pendidikan seksual yang sebenarnya tidak akan menuntun anak menuju pergaulan bebas.
Rasa penasaran mengenai seks adalah langkah alami dari pertumbuhan anak untuk belajar tentang tubuhnya.
Baca Juga : 5 Daftar Wisata Edukasi di Kota Bandung, Cocok Ajak Anak!
Edukasi seks membantu anak untuk lebih memahami tentang tubuh dan membantu mereka mencintai tubuh mereka sendiri.
Sebelum masuk usia remaja, berikan edukasi seks mengenai area tubuh. Sebagai contoh, Anda mungkin bisa mengenalkan fungsi vagina atau penis, payudara, dan berbagai bagian tubuh lainnya.
Di samping itu, sampaikan pada anak bahwa tidak ada yang boleh menyentuhnya tanpa izin, baik teman sebaya, guru, atau orang dewasa lainnya.
Tak lupa, beritahu anak bahwa bagian-bagian tubuh tertentu sebaiknya tidak disentuh oleh siapapun.
2. Masa Pubertas
Sebelum masa puber, tidak ada salahnya orangtua untuk menjelaskan apa saja perubahan pada tubuh nantinya. Biasanya, memasuki usia 9 atau 10 tahun pubertas akan dimulai.
Pada anak perempuan, sampaikan bahwa ia akan mengalami pertumbuhan payudara juga mendapatkan menstruasi pertamanya. Begitu juga pertumbuhan rambut pada beberapa bagian tubuh seperti ketiak dan area vagina.
Sementara pada anak laki-laki, selain pertumbuhan penis dan testis, ia juga akan mengalami perubahan suara, hingga mimpi basah. Lalu, pertumbuhan rambut di area wajah, ketiak, dan area penis.
Jelaskan padanya bahwa semua perubahan ini adalah hal yang normal dan tidak perlu malu atau takut jika fase ini terjadi.
Baca Juga : Resep Sehat Ikan Bakar untuk Anak
3. Aktivitas seksual
Pada usia ini, anak Anda mungkin sudah mulai menaruh perhatian terhadap lawan jenis. Maka dari itu, sudah sepatutnya bagi Anda mulai mengajarkan kepada anak mengenai hubungan dengan lawan jenis.
Ya, materi ini juga penting untuk disampaikan pada pendidikan seksual anak dan remaja. Sampaikan kepadanya, bagaimana cara memperlakukan teman lawan jenis.
Hal ini juga berhubungan dengan edukasi seks mengenai aktivitas seksual. Sebagai contoh, beri tahu bahwa berciuman dan berpelukan sudah termasuk ke dalam aktivitas seksual orang dewasa.
Selain itu, sampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami aktivitas seksual apa saja yang akan dilakukan oleh orang dewasa saat berhubungan seks.
Sampaikan pada anak bahwa aktivitas tersebut hanya boleh dilakukan saat sudah menikah dan anak seusianya tidak sepatutnya melakukan aktivitas seksual seperti itu.
4. Kekerasan dan pelecehan seksual
Edukasi seks tidak hanya memberikan pemahaman mengenai gambaran aktivitas seksual.
Sejak anak berada di sekolah dasar, berikan pemahaman mengenai pelecehan seksual dengan bahasa yang mudah mereka mengerti.
Jelaskan bahwa anak sudah harus bisa melindungi diri sendiri. Misalkan, menyampaikan sesuatu atau berteriak ketika ada orang yang berniat jahat atau menggodanya.
Tidak hanya itu saja, hal ini juga berupa intimidasi penampilan atau bagian tubuh, hingga mencoba menyentuh bagian tubuh tertentu.
(Aziz/Usamah)