BANDUNG,TM.ID: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merilis, tingginya kasus perceraian di Indonesia yang bahkan terus meningkat sejak tahun 2015, mayoritas disebabkan oleh toxic people.
Dalam artikel ini akan dikupas mengenai pengertian dari toxic people serta cara mengatasinya, jangan sampai menjerumuskan orang pada jurang perceraian.
Pada tahun 2021 terjadi 447.743 kasus perceraian yang setahun kemudian melonjak 15 persen menjadi 516.334 kasus.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa perceraian di Indonesia ini berdampak sangat buruk pada orang lain, di mana orang yang toxic,keburukannya akan mempengaruhi orang lain, terutama dari pihak paling dekat yaitu keluarga.
“Angka perceraian tinggi karena banyak keluarga asalnya adalah orang toksik bertemu orang waras, orang waras bertemu orang toksik, atau orang toksik bertemu yang toksik juga. Akhirnya, berkelahi terus dan terjadilah perceraian,” jelas Hasto dalam keterangannya, Sabtu (28/10/2023).
Kondisi buruk seperti itu, tegas Hasto, harus segera diatasi melalui pendidikan keluargakarena pembangunan keluarga merupakan pondasi utama untuk kemajuan bangsa.
BACA JUGA: Tips Mengatasi Rasa Malu Saat Menghadapi Kasus Perceraian
Berikut uraian mengenai toxic people serta cara mengatasinya:
Pengertian Toxic People
Ketika berbicara tentang toxic people atau orang-orang toksik, hal ini merujuk pada individu yang memancarkan energi negatif dan seringkali meracuni lingkungan sekitarnya. Orang-orang seperti ini dapat menjadi sumber stres dan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
Toxic people adalah individu yang cenderung menghasilkan efek negatif dalam hubungan sosial, di mana mereka seringkali:
-
Menarik Energi Positif Anda:
Orang-orang toksik cenderung menghisap energi positif Anda. Mereka seringkali mengeluh, mengkritik, atau menciptakan konflik, yang dapat menguras semangat dan kebahagiaan Anda.
-
Menyebarkan Negativitas:
Mereka cenderung menyebarluaskan negativitas dan pesimisme dalam kelompok atau hubungan. Ini dapat mempengaruhi suasana hati dan motivasi orang-orang di sekitar mereka.
-
Mengabaikan Batasan Anda:
Orang-orang toksik seringkali mengabaikan batasan pribadi Anda. Mereka mungkin tidak menghargai ruang pribadi atau perasaan Anda.
-
Mengkritik Terus-menerus:
Mereka cenderung terus-menerus mengkritik Anda atau orang lain, tanpa memberikan pujian atau dukungan yang seimbang.
-
Manipulatif:
Mereka mungkin mencoba memanipulasi Anda untuk mencapai tujuan mereka, tanpa memperhatikan kepentingan Anda.
Mengenali Orang-orang Toksik
Penting untuk dapat mengenali orang-orang toksik dalam hidup Anda. Beberapa tanda khas orang-orang ini meliputi:
-
Selalu Membuat Anda Merasa Buruk:
Jika Anda merasa sedih, marah, atau lelah setiap kali berinteraksi dengan seseorang, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mungkin toksik.
-
Tidak Bertanggung Jawab:
Orang-orang toksik cenderung menghindari tanggung jawab atas tindakan atau kata-kata mereka.
-
Selalu Mencari Perhatian Negatif:
Mereka mungkin selalu berusaha mendapatkan perhatian dengan mengeluh atau menciptakan drama.
Menghadapi Orang-orang Toksik
Menghadapi orang-orang toksik bisa menjadi tugas yang sulit, terutama jika mereka adalah teman atau anggota keluarga. Namun, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil:
-
Pertimbangkan Jarak:
Jika mungkin, pertimbangkan untuk menjaga jarak dengan orang-orang toksik dalam hidup Anda. Ini dapat memberi Anda waktu dan ruang untuk meresapi hubungan dan memutuskan apa yang perlu Anda lakukan.
-
Tetapkan Batasan:
Jika Anda memilih untuk tetap berhubungan dengan orang-orang toksik, tetapkan batasan yang jelas. Tunjukkan bahwa Anda tidak akan mentoleransi perilaku mereka yang meracuni.
-
Cari Dukungan:
Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau seorang profesional jika Anda merasa kesulitan menghadapi orang-orang toksik. Dukungan ini dapat membantu Anda mengatasi stres dan ketidaknyamanan yang mungkin Anda alami.
-
Bekerja pada Kesejahteraan Anda Sendiri:
Jagalah kesejahteraan fisik dan mental Anda. Ini akan membantu Anda lebih tahan terhadap pengaruh negatif orang-orang toksik.
Dengan demikian, tak heran apabila orang-orang toksik itu sering menjadi biang masalah dalam hubungan sosial, termasuk menyebabkan perceraian dalam hubungan rumahtangga.
(Aak)