BALI,TM.ID: Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan akan adanya hukuman yang diberikan sebagai konsekuensi dari kericuhan yang terjadi antara suporter saat Persik Kediri menjamu Arema FC di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (15/7/2023).
Hal itu disampaikan Erick Thohir saat meninjau seleksi timnas U-17 di Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (16/7/2023) . Erick menekankan pentingnya menjaga suasana kondusif dalam sepak bola Indonesia dan mengingatkan semua pihak terkait dampak dari tindakan-tindakan negatif yang dapat merugikan perkembangan sepak bola Tanah Air.
“Saya yakin pasti ada (sanksi),” kata Erick, melansir Antara.
Erick Thohir mengungkapkan, pihaknya belum menentukan bentuk hukuman apa yang akan diterapkan terkait kericuhan antarsuporter tersebut. Saat ini, Komisi Disiplin PSSI sedang melakukan penyelidikan terhadap peristiwa yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa PSSI serius dalam menindaklanjuti insiden kericuhan demi menjaga integritas sepak bola Indonesia.
“Tadi malam ada lagi kerusuhan, Persik-Aremania, tiba-tiba ada suporter tamu datang yang jelas-jelas kesepakatan FIFA dengan pemerintah Indonesia, kesepakatan Liga dengan Kepolisian tidak ada suporter tamu,” ujarnya.
PSSI bersama operator kompetisi, Liga Indonesia Baru, telah mengeluarkan kebijakan yang melarang suporter tim tamu untuk hadir langsung di stadion pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2023/2024.
Kebijakan ini merupakan langkah konkret yang diambil setelah terjadinya tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada tanggal 1 Oktober 2022, yang menyebabkan 135 orang kehilangan nyawa. Larangan ini bertujuan untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan dan menjaga keamanan serta ketertiban dalam pertandingan sepak bola.
BACA JUGA: Soal Ricuh di Semarang, Ketum PSSI Minta Semua Pihak Berpikir Jernih
Erick Thohir: Pengawasan FIFA Soal Transformasi Sepak Bola Indonesia
Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI juga mengingatkan suporter bahwa Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) masih memantau sepak bola Indonesia selama dua tahun setelah terjadinya peristiwa di Stadion Kanjuruhan. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi dari tindakan negatif yang melibatkan suporter dalam pertandingan sepak bola. Dalam konteks ini, Erick meminta suporter untuk ikut menjaga suasana agar tetap kondusif sebagai bagian dari transformasi sepak bola di Tanah Air.
Dukungan Terhadap Program Jambore Suporter
Erick Thohir mendukung upaya untuk menggencarkan program Jambore Suporter, seperti yang telah dilaksanakan di Jawa Timur, dengan tujuan mempererat hubungan dan membangun kebersamaan antarsuporter demi kemajuan sepak bola Indonesia. Program ini dirancang untuk mengedepankan nilai-nilai sportivitas, toleransi, dan persatuan di antara suporter dari berbagai tim sepak bola. Melalui kegiatan semacam ini, diharapkan tercipta lingkungan yang harmonis dan menjunjung tinggi semangat persaingan yang sehat.
Pentingnya Introspeksi dan Kerjasama
Erick Thohir menegaskan bahwa jika kejadian kericuhan terus terjadi tanpa adanya introspeksi dari suporter, klub, dan tim panitia tamu, konsekuensinya akan ada hukuman. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab tidak hanya terletak pada suporter, tetapi juga pada seluruh elemen yang terlibat dalam pertandingan sepak bola. Kerjasama dan kesadaran bersama sangatlah penting untuk menjaga keamanan dan kualitas pertandingan.
(Budis)