JAKARTA,TM.ID: Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, Indonesia mendapatkan tawaran untuk mengimpor beras dari Thailand sebanyak 2 juta ton. Tawaran tersebut terdiri dari skema antar pemerintah dan antar bisnis masing-masing 1 juta ton.
Perum Bulog mendapatkan tawaran beras dari sejumlah negara mencapai 4 juta ton. Dengan impor tersebut, Bulog memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah atau CBP akan aman hingga Juni 2024.
Ia juga menyebut, Bulog mendapatkan tawaran untuk mengimpor beras dari India sebanyak satu juta ton. Selain itu, menurut dia, terdapat tawaran impor dari Pakistan, Vietnam, dan negara lain mencapai 1 juta ton.
“Pada Oktober-November, kami berada dalam posisi mencari dan berharap belas kasihan mencari beras impor. Sekarang, posisi tawarnya berubah. Kalau dikerjakan dengan benar, jadi itu barang,” kata Bayu dalam diskusi “Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan” seperti teropong media kutip dari katadata, Kamis (21/12/2023).
BACA JUGA: Bulog Pastikan Stok Beras Kota Bandung Aman Hingga Akhir Tahun 2023
Bayu menyampaikan, kuota impor beras yang didapatkan Bulog sepanjang 2024 adalah 2 juta ton. Selain itu, Bulog mendapatkan kuota yang diteruskan dari akhir tahun ini ke tahun depan sejumlah 500.000 ton.
Bulog mendapatkan penugasan impor beras sejumlah 1,5 juta ton pada akhir 2023. Namun, BUMN ini hanya dapat merealisasikan kuota sebanyak 1 juta ton hingga akhir bulan ini.
Bayu menekankan, tawaran impor beras sebanyak 4 juta ton dari beberapa negara tersebut belum mencapai kata sepakat. Menurutnya, Bulog masih harus menawar atau bidding dengan negara-negara tersebut untuk menentukan harga terbaik.
Badan Pangan Menetapkan Harga Pembelian Pemerintah Terhadap Gabah Kering Panen
Peraturan Badan Pangan Nasional No. 6 Tahun 2023 menetapkan Harga Pembelian Pemerintah terhadap Gabah Kering Panen senilai Rp 5.000 per kilogram. Selain itu, harga Gabah Kering Giling di tingkat penggilingan senilai Rp 6.200 per kg.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, Bulog harus mengunci harga beras impor tersebut sesuai dengan aturan. Dengan kata lain, harga yang diatur Perbapanas No. 6 Tahun 2023 adalah harga tertinggi beras impor tertinggi yang bisa diserap Bulog.
“Kalau belinya di bawah harga itu, lebih bagus. Itu yang harus dikerjakan Bulog, sehingga subsidi yang diberikan pemerintah bisa lebih ringan karena harga belinya sudah murah,” kata Arief.
Arief menjelaskan, impor beras pada tahun depan dibutuhkan karena produksi beras di dalam negeri diproyeksi defisit pada tahun depan. Arief memaparkan, neraca beras pada Januari-Februari 2024 akan defisit hingga 2,83 juta ton.
Sementara itu, stok beras akhir 2023 hanya akan mencapai sekitar 270.000 ton lantaran defisit neraca beras per Desember 2023 mencapai 1,52 juta ton. Produksi beras sepanjang 2023 diproyeksi mencapai 30,89 juta ton, sedangkan konsumsinya senilai 30,62 juta ton.
“Tugas kami memang tidak mudah. Selama produksi beras belum diniatkan, tuas kami akan seperti ini,” katanya.
(Usk)